Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Kamu pasti udah nggak asing lagi, kan, sama istilah bank konvensional dan bank syariah? Tapi, tahu nggak sih kalau dua jenis bank ini ternyata punya banyak banget perbedaan?

Mulai dari cara kerja, prinsip dasar, hingga tujuan mereka, semua itu berbeda lho. Nah, bagi teman-teman yang masih bingung mau pilih yang mana, pas banget nih.

Karena dikesempatan kali ini admin lagi ngebahas secara lengkap tentang perbedaan keduanya, baik bank konvesional dan juga bank syariah. Jadi, jika kamu pengen menabung dan bingung diantara keduanya, atau memang lagi mencari tentang kedua bank ini, simak terus sampai akhir ya.

Apa itu Bank Konvensional?

Bank konvensional adalah lembaga keuangan yang sering banget kita temui di kehidupan sehari-hari. Mulai dari buat nabung, transfer uang, atau bahkan pinjam dana untuk modal usaha.

Sistem kerja bank konvensional ini didasarkan pada hukum positif yang berlaku di Indonesia, alias aturan yang dibuat oleh negara.

Nah, yang bikin bank ini khas adalah penggunaan sistem bunga. Jadi, setiap uang yang kamu simpan atau pinjam dari bank, ada bunga yang menyertainya.

Misalnya, kalau kamu menabung, kamu bakal dapat bunga sebagai imbalan karena sudah menitipkan uang di bank. Sebaliknya, kalau kamu pinjam uang, kamu harus bayar bunga sesuai dengan jumlah dan durasi pinjaman.

Dan bunga sendiri adalah sumber utama keuntungan bank konvensional. Dengan sistem ini, mereka bisa mengatur keseimbangan antara keuntungan bank, nasabah, dan pemegang saham.

Apa itu Bank Syariah?

Kalau bank syariah menggunakan prinsip-prinsip Islam sebagai landasan operasionalnya. Jadi, semua transaksi yang dilakukan di bank syariah harus sesuai dengan syariat Islam yang berlandaskan Al-Quran, Hadist, dan fatwa ulama.

Salah satu hal yang paling menonjol adalah, bank syariah nggak mengenal bunga. Yup, nggak ada istilah riba di sini.

Sebagai gantinya, mereka menggunakan sistem bagi hasil. Contohnya, kalau kamu menyimpan uang di bank syariah, keuntungan yang kamu dapat bukan bunga tetap, tapi berdasarkan hasil usaha bank mengelola dana tersebut.

Selain itu, bank syariah juga punya aturan ketat soal jenis usaha yang dibiayai. Kalau usaha kamu nggak sesuai dengan prinsip halal, seperti bisnis yang melibatkan alkohol atau babi, jangan harap bisa dapat pendanaan dari bank syariah.

Mereka benar-benar menjaga agar dana yang dikelola tetap berada di jalur yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pokoknya, bank syariah bukan cuma soal transaksi keuangan, tapi juga soal nilai-nilai kehidupan yang lebih adil dan berkah.

Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

1. Perbedaan Hukum yang Digunakan

Jadi, kalau kita membahas soal perbedaan hukum, bank konvensional dan bank syariah itu beda landasan hukumnya. Bank konvensional berdiri di atas hukum positif yang berlaku di Indonesia.

Maksudnya, hukum ini dibiuat oleh pemerintah dan harus dipatuhi semua pihak. Nah, di sistem ini, ada tiga pihak dengan kepentingan yang beda-beda.

  • Pemilik dana di bank pengen bunga simpanan yang tinggi.
  • Pemegang saham berharap dapat keuntungan dari selisih bunga.
  • Peminjam maunya bunga rendah supaya nggak berat bayar cicilan.

Akibatnya, sering muncul konflik kepentingan. Semua pihak punya tujuan berbeda, tapi tetap harus bekerja sama.

Sedangkan bank syariah punya landasan hukum dari syariat Islam. Hukum-hukumnya diambil dari Al-Quran, Hadis, dan Fatwa Ulama.

Transaksinya juga pakai akad-akad khusus seperti..

  • Musyarakah: Kerja sama modal dengan bagi hasil
  • Mudharabah: Pemilik modal dan pengelola usaha bagi hasil sesuai kesepakatan
  • Murabahah: Jual beli dengan margin keuntungan
  • Ijarah: Sewa-menyewa yang halal

Dengan landasan ini, bank syariah mengutamakan keadilan dan menghindari riba. Jadi, cocok banget buat yang pengen bertransaksi sesuai nilai-nilai Islam.

2. Perbedaan Investasi

Kamu tahu nggak kalau investasi di kedua jenis bank ini juga beda banget? Misalnya, kamu punya usaha rumah makan yang jualan menu babi panggang atau minuman beralkohol, jangan harap bisa dapat pinjaman dari bank syariah.

Jadi, bank ini hanya mendanai usaha yang halal dan sesuai syariat Islam.

Beda cerita kalau kamu ke bank konvensional. Selama usahamu dianggap punya manfaat buat masyarakat dan bisa kasih keuntungan, bank ini nggak akan terlalu peduli soal halal-haramnya.

Jadi, peluangmu buat dapet pendanaan lebih besar. Tapi ya, tetap ada konsekuensi soal bunga yang harus kamu bayarkan nantinya.

3. Perbedaan Orientasi atau Tujuan

Kalau dilihat dari tujuannya, bank konvensional itu keuntungan nomor satu. Pokoknya nggak boleh rugi deh, semua aktivitas bisnisnya diarahkan untuk menghasilkan laba sebesar mungkin.

Sebaliknya, bank syariah nggak cuma mikirin untung duniawi aja, tapi juga memperhatikan nilai kemakmuran dan keberkahan. Mereka ingin kerja sama yang dilakukan bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat.

Makanya, banyak orang yang merasa lebih tenang bertransaksi di bank syariah.

4. Perbedaan Pembagian Keuntungan

Kalau ngomongin soal untung, ini dia perbedaan mencolok lainnya. Bank konvensional pakai sistem bunga tetap.

Jadi, mereka anggap usaha nasabah pasti untung, dan bunga yang harus dibayar juga sudah ditentukan di awal, nggak peduli usahanya berhasil atau rugi.

Sedangkan di bank syariah, mereka pakai sistem bagi hasil. Artinya, kalau usahamu untung, keuntungan itu dibagi sesuai kesepakatan.

Tapi kalau rugi, bank juga ikut nanggung kerugiannya. Sistem ini dinilai lebih adil karena nggak ada tekanan buat nasabah yang sedang mengalami kesulitan finansial.

5. Perbedaan Pengawasan

Pengawasan perbankan di Indonesia dilakukan oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Tapi, khusus bank syariah, ada tambahan pengawas lain yaitu Dewan Pengawas Syariah.

Dewan ini terdiri dari ulama dan ahli ekonomi yang memahami hukum syariah. Mereka memastikan semua transaksi di bank syariah sesuai dengan prinsip Islam.

Jadi, nasabah bisa merasa lebih yakin kalau uangnya dikelola dengan cara yang halal dan berkah.

6. Perbedaan Penyelesaian Sengketa

Pernah lihat rumah yang disita bank? Biasanya itu urusannya sama bank konvensional, dan penyelesaiannya lewat pengadilan negeri.

Kalau sengketa terjadi di bank syariah, prosesnya beda. Penyelesaiannya dilakukan di Pengadilan Agama, sesuai prinsip syariah.

Selain itu, ada lembaga khusus yang menangani sengketa berbasis Islam, yaitu Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI). Mereka yang memediasi antara nasabah dan bank syariah.

7. Perbedaan Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana di bank konvensional lebih fleksibel. Mereka bisa menginvestasikan dana nasabah di sektor kemana pun selama sesuai aturan hukum yang berlaku.

Bahkan, nggak masalah kalau bisnisnya berhubungan dengan hal-hal yang dianggap haram di Islam.

Di sisi lain, bank syariah sangat ketat dalam mengelola dana. Mereka hanya akan berinvestasi di sektor yang halal dan sesuai syariat.

Misalnya, nggak bakal ada investasi di industri alkohol, perjudian, atau sektor lainnya yang bertentangan dengan nilai Islam.

8. Perbedaan Denda

Soal denda, bank konvensional biasanya punya aturan ketat. Kalau kamu telat bayar cicilan, bunga atau dendanya bakal bertambah terus.

Hal ini yang sering membuat nasabah merasa makin berat bebannya.

Sementara di bank syariah, denda nggak diterapkan secara langsung. Biasanya, mereka mencari solusi lain dengan cara musyawarah atau membuat kesepakatan baru yang lebih ringan bagi nasabah.

Tujuannya bukan untuk menghukum, tapi lebih ke memberikan jalan keluar yang adil.

9. Perbedaan Hubungan Nasabah dan Bank

Hubungan antara bank dan nasabah juga beda lho. Di bank konvensional, hubungan ini bersifat debitur-kreditur.

Artinya, nasabah yang meminjam uang adalah debitur, sedangkan bank menjadi kreditur.

Di bank syariah, hubungannya lebih variatif..

  • Penjual-pembeli: Contohnya dalam akad murabahah (jual beli)
  • Kemitraan: Dalam akad musyarakah atau mudharabah.
  • Sewa-menyewa: Melalui akad ijarah

Hubungan yang lebih fleksibel ini mencerminkan nilai-nilai kerja sama dan keadilan yang diutamakan dalam bank syariah.

Penutup

Setelah baca penjelasan diatas, semoga kamu jadi lebih paham soal perbedaan mendasar antara bank konvensional dan bank syariah. Keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, tinggal sesuaikan aja sama kebutuhan dan prinsip yang kamu pegang.

Kalau kamu lebih nyaman dengan sistem bunga dan fleksibilitas usaha, bank konvensional bisa jadi pilihan. Tapi, kalau kamu ingin bertransaksi sesuai nilai-nilai Islam dan menghindari riba, bank syariah adalah solusinya.

Apapun pilihan kamu, pastikan untuk selalu bijak dalam mengelola keuangan. Karena pada akhirnya, keputusan ini adalah langkah penting menuju masa depan finansial yang lebih baik.