Belajar itu sebenarnya bukan sekadar duduk berjam-jam di depan buku atau menatap layar laptop tanpa henti, guys. Kadang kita sering terjebak pada pola belajar yang salah: makin lama duduk, makin banyak hafalan, makin sukses ujian.
Padahal kenyataannya nggak gitu.
Otak kita itu punya cara kerja sendiri yang lebih suka hal-hal praktis, sederhana, dan mudah dicerna. Jadi, kalau mau cepat paham pelajaran, kuncinya bukan di hafalan panjang lebar, tapi di strategi yang cerdas.
Nah, ada beberapa trik yang bisa banget kamu coba biar belajar terasa lebih gampang dan nggak bikin kepala pening.
9 Cara Cermat Agar Cepat Memahami Pelajaran
Oke bagi kawan-kawan yang kepengen agar cepet dalam memahami suatu materi yang diterangkan, atau mungkin sedang dipelajari, setidaknya ikuti deh beberapa tips dari admin berikut ini..
1. Membuat Catatan Kecil
Kebanyakan dari kita didalam belajar adalah sibuk menghafal setiap detailnya, padahal cara ini bisa dibilang salah. Semakin banyak dihafal mentah-mentah, makin cepat pula kita akan lupa.
Daripada capek ngulangin hal yang sama, lebih baik kamu fokus ke poin-poin pentingnya aja. Terus, gimana strateginya?
Coba kamu mulai dengan membuat catatan kecil menggunakan sticky notes atau kertas kecil. Pas guru menerangkan, kamu catat aja bagian-bagian inti seperti rumus phytagoras, pola tenses, atau istilah penting biologi.
Tak perlu kalimat panjang lebar, cukup kata kunci singkat yang jadi poin pengingat bagi kamu.
Agar semakin efektif, tempel catatan tersebut di tempat-tempat yang sering kamu lihat. Bisa di dinding kamar, cermin, sampul buku, atau mungkin di sisi meja belajar.
Jadi setiap kali lewat, tanpa kamu sadari akan ngebaca ulang catatan itu. Lama-kelamaan, isi catatan tersebut bisa menempel di ingatan kepala tanpa harus kamu memaksa buat ngapalin.
2. Menggarisbawahi Hal Penting
Buku-buku pelajaran yang tebal, tentu membuat otak kita bingung bagian mana yang penting dan perlu diingat. Untuk mengakali hal tersebut, kamu bisa memakai teknik highlighting alias menggarisbawahi hal-hal penting.
Caranya, gunakan pulpen berwarna atau highlighter sesuai selera kamu. Misalnya warna kuning buat rumus, biru buat definisi, dan pink buat contohnya.
Dengan begitu, bukumu jadi penuh warna dan otomatis lebih menarik lagi untuk dibaca.
Garis warna-warni ini juga memudahkan kamu dalam pencarian materi, kamu bisa langsung menuju ke bagian-bagian yang kamu garis bawahi atau warnai. Jadi kalau mau belajar ulang sebelum ujian, kamu bisa langsung menuju ke bagian penting tanpa harus ngebaca semua halaman.
3. Membuat Mind Map
Kalau kamu orangnya gampang bosen ngelihat catatan panjang penuh tulisan, coba kamu ganti caramu dengan mind map. Mind mapping intinya adalah menuangkan ide dan materi ke dalam bentuk cabang-cabang gambar yang saling terhubung.
Misal saat belajar sejarah, kamu bisa nulis “Perang Dunia II” di tengah kertas, lalu nyabang ke “Penyebab”, “Tokoh Penting”, “Dampak”, dan “Peristiwa Penting”. Dari situ, bisa bercabang lagi ke detail yang lebih kecil.
Kelebihan mind map adalah memanjakan otak visual, kamu jadi gampang mengingat materi karena disajikan dalam bentuk gambar, bukan tulisan berderet. Pun cara ini juga melatih kreativitas, karena kamu bisa menambahkan simbol, warna, atau gambar kecil yang membuat mind map lebih hidup.
Jadi belajar bukanlah sekedar menghafal, tapi juga bagaimana kita membuat sebuah informasi yang gampang dipahami.
4. Perbanyak Latihan Soal
Banyak orang yang lebih suka membaca ulang materi daripada mencoba soal. Padahal, kunci agar otak makin terasah itu ya ada pada latihan.
Kayak main game deh, semakin sering kamu bermain, makin hafal permainannya tentu makin gampang dalam mengatur strateginya kan. Sama halnya dengan latihan soal, semakin banyak kamu kerjakan, semakin terbiasa pula otak dengan model pertanyaan.
Soal ujian pun biasanya juga gak jauh beda dari latihan yang pernah muncul sebelumnya.
Kalau kamu menemukan soal yang salah jawab, jangan langsung nyerah, justru coba analisis di bagian mana kamu keliru. Dari situ, kamu jadi tahu kelemahan dan bisa memperbaikinya.
5. Case Study
Ada kalanya teori yang kita baca di buku terasa abstrak. Apalagi kalau materinya penuh istilah teknis, definisi panjang, atau konsep yang tak terbayangkan.
Kalau begini, kamu bisa menggunakan case study alias studi kasus. Dengan studi kasus, kamu tak hanya dijejali teori, tapi juga diajak melihat bagaimana teori itu berlaku didalam dunia nyata.
Misal sewaktu belajar ekonomi tentang hukum permintaan dan penawaran. Kalau teorinya aja ya mungkin bikin pusing, tapi kalau dikaitkan dengan kasus nyata—contohnya harga cabai yang melonjak di pasar karena pasokan berkurang—kamu bisa lebih mudah memahaminya.
Kelebihan lain dari metode ini adalah membuat cara belajar jadi lebih nyambung dengan kehidupan sehari-hari. Otak kita lebih mudah mengingat sesuatu yang bisa divisualisasikan atau dialami langsung, bukan sekadar contoh kata dari buku.
Jadi kalau ada materi yang terasa berat, coba kamu cari contoh kasusnya. Baca, analisis, dan kaitkan dengan teori yang sedang dipelajari.
6. Brainstorming
Bagi sebagian, belajar sendirian mungkin adalah hal yang membosan. Kalau kamu salah satu yang merasa seperti itu, coba gunakan metode brainstorming bareng teman-teman.
Jadi dengan brainstorming, semua orang boleh ngasih pendapat tanpa takut salah. Mau ide-ide sederhana, aneh, atau bahkan agak nyeleneh sekalipun, semuanya sah-sah aja.
Dari proses itulah muncul berbagai perspektif baru yang mungkin tak terpikirkan oleh kamu saat belajar sendirian.
Misalnya pas belajar sejarah dengan pembahasan penyebab utama Perang Dunia II. Temanmu bisa ngasih penjelasan dengan gaya cerita, sementara yang lain mungkin ngasih analogi yang lebih mudah dimengerti.
Dengan begitu, wawasanmu makin luas dan materi jadi lebih gampang dipahami dengan berbagai perspektif yang berbeda, belajar bareng temen pun tentunya tak membosankan.
7. Cari Tahu Tipe Belajarmu
Setiap orang tentunya berbeda-beda ya, ada yang cepet nangkep kalau lihat gambar, ada juga yang lebih paham dengan mendengarkan penjelasan. Dan mengenali tipe belajar kamu adalah hal yang penting.
- Kalau kamu tipe visual learner, otakmu lebih mudah menyerap informasi lewat gambar, mind map, atau video
- Kalau kamu tipe auditory learner, rekaman suara, podcast, atau diskusi lebih efektif
- Kalau kamu tipe kinesthetic learner, belajar dengan praktik langsung atau simulasi akan lebih mudah
Dengan mengenali gaya belajarmu sendiri, kamu bisa memilih strategi pembelajaran yang paling sesuai tentunya.
8. Buat Jadwal Belajar
Selanjutnya adalah membuat jadwal belajar yang teratur. Jadwal yang teratur membuatmu punya ritme belajar yang konsisten, bukannya belajar pas besok ujian aja.
Coba tentukan jam-jam produktifmu, misal fokus belajar di pagi hari, atau kamu bisanya konsentrasi di malam hari. Setelah itu, bagi waktu untuk tiap mata pelajaran sesuai prioritas, jangan lupa sisihkan waktu untuk istirahat.
Yang perlu diingat, jadwal belajar bukanlah sekedar pajangan di dinding kamar ya. Karena ya percuma juga kamu membuatnya rapi-rapi tapi tak pernah kamu patuhi.
9. Terapkan Teknik Belajar Aktif
Belajar aktif artinya kamu tak hanya sebagai penerima informasi saja, tapi juga ikut terlibat dalam prosesnya. Misal kamu bisa mengajarkan materi yang baru dipelajari ke teman lain, dengan mengajar, otomatis kamu dituntut untuk lebih memahami materi tersebut.
Selain itu, kamu bisa membuat pertanyaan sendiri dari materi, lalu menjawabnya tanpa ngelihat buku. Atau hubungkan pelajaran baru dengan pengetahuan lama agar lebih mudah dipahami oleh otak.
Teknik belajar aktif inilah yang membuat proses belajar jadi lebih hidup, interaktif, dan tentunya jadi gak gampang lupa.
Penutup
Jadi, belajar bukanlah soal seberapa lama kamu duduk membaca buku, tapi seberapa cerdas kamu memilih cara untuk memahami materi. Dan dari semua cara diatas, semua bisa jadi perantara belajar yang ampuh agar pelajaran lebih cepat dicerna.
Kalau kamu menerapkannya secara konsisten, bukan tak mungkin kamu jadi lebih mudah memahami, tapi kegiatan belajar pun terasa lebih ringan, seru, dan bermakna.