Kalau kita ngobrol soal biologi, pasti nggak bakal lepas dari yang namanya klasifikasi makhluk hidup. Nah, kenapa sih topik ini penting banget? Bayangin aja, di bumi ini ada jutaan spesies dengan bentuk, ukuran, warna, dan kebiasaan yang berbeda-beda.
Dari makhluk hidup yang bisa kamu lihat langsung kayak kucing, pohon mangga, sampai makhluk super kecil kayak bakteri yang cuma bisa dilihat pakai mikroskop. Kalau semuanya dibiarkan tanpa aturan, wah, bisa kacau banget dunia ilmu pengetahuan.
Makanya, biar nggak bingung dan supaya gampang dipelajari, para ilmuwan bikin sistem klasifikasi. Sistem ini ibarat rak buku besar, yang setiap raknya sudah diberi label sesuai kategori.
Jadi, kalau kamu pengen tahu lebih banyak tentang satu makhluk hidup, tinggal cek aja rak mana dia ditempatkan. Dengan begitu, pengetahuan jadi lebih teratur dan gampang dipahami.
Selain itu, klasifikasi ini juga membantu kita buat sadar betapa luas dan beragamnya kehidupan di bumi. Dari sini juga kita bisa belajar, ternyata makhluk hidup yang kelihatannya nggak mirip sama sekali bisa aja masih ada hubungan kekerabatan.
Pengertian Klasifikasi Makhluk Hidup | Biologi
Sederhananya, klasifikasi makhluk hidup adalah proses mengelompokkan organisme berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang mereka punya. Jadi, kalau ada makhluk hidup yang mirip, biasanya akan dimasukkan ke dalam satu kelompok yang sama.
Seperti misalnya kucing dan harimau, sudah jelas dua hewan yang berbeda kan? Tapi ternyata antara kucing dan harimau masih masuk ke dalam satu keluarga, yaitu Felidae.
Karena baik kucing dan harimau mempunyai beberapa ciri yang sama, seperti cakarnya yang tajam, tubuh berbulu, dan sifat sebagai pemangsa.
Dengan klasifikasi, kita pun jadi tahu kerabat jauh dari suatu spesies, bagaimana hubungannya dengan makhluk hidup lain, bahkan bisa diteliti bagaimana hewan tersebut berevolusi. Jadi, peng-klasifikasian pun juga memberikan gambaran besar tentang peta kehidupan makhluk hidup di bumi.
Tujuan Klasifikasi Makhluk Hidup
Tentu peng-klasifikasian makhluk hidup ada tujuannya, dan diantara tujuannya adalah sebagai berikut..
- Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan cirinya
Makhluk hidup yang mirip akan dikumpulkan ke dalam satu kelompok. Misal singa, macan tutul, harimau, dan kucing yang semuanya termasuk keluarga kucing besar atau Felidae.
Jadi, pengelompokan ini di dasarkan ilmu ilmiah. - Mendeskripsikan ciri-ciri dengan jelas
Setiap makhluk hidup mempunyai identitas yang unik. Contohnya kelapa yang berbatang tinggi lurus, daun panjang menyirip, serta buahnya berserat tebal.
Ciri tersebut membedakannya dengan pisang yang batangnya semu dan berdaun lebar. - Mengetahui hubungan kekerabatan
Lewat klasifikasi, kamu pun jadi tahu mana makhluk hidup yang masih kerabat dan mana yang jauh hubungannya melalui struktur genetik dan fisiologinya. - Memberikan nama ilmiah
Penting untuk menamai secara ilmiah agar semua orang bisa mengenali spesies yang sama. Panda raksasa memiliki nama ilmiah Ailuropoda melanoleuca, jadi entah kamu di Indonesia, Jepang, atau Amerika, panda raksasa memiliki nama ilmiah yang sama.
Manfaat Klasifikasi Makhluk Hidup
Selain dari tujuannya diatas, klasifikasi pun juga memberikan banyak manfaat, baik untuk ilmu pengetahuan maupun kehidupan sehari-hari. Berikut diantaranya..
- Mempermudah identifikasi
Kamu pun jadi lebih gampang mengenali makhluk hidup. Misal kamu nemu tanaman yang baru kamu lihat, klasifikasi bisa membantumu untuk ngecek apakah tanaman tsb termasuk tumbuhan berbiji, lumut, atau paku.
Dari situ pun juga bisa ditentukan apakah tanaman tersebut bermanfaat atau malah berbahaya. - Mempermudah komunikasi ilmiah
Ilmu sifatnya universal, kalau tiap negara penamaannya berbeda untuk suatu makhluk hidup, kalau kamu nyebut jerapah ke orang Inggris ya mereka gak tau. Karena itu klasifikasi membantu para ilmuwan untuk menggunakan bahasa yang sama, yaitu nama ilmiah. - Mendukung konservasi
Dengan klasifikasi, kamu pun bisa menentukan status keberlangsungan spesies. Misal harimau sumatra yang kini dikategorikan sebagai hewan langka.
Informasi inilah yang menjadi dasar untuk menyusun strategi konservasi serta perlindungan yang tepat. - Menjelaskan hubungan evolusi
Dari klasifikasi pun kamu juga bisa menarik asal-usul atau nenek moyang dari suatu makhluk hidup. Misalnya paus yang ternyata bukan ikan, tapi mamalia, karena memiliki kesamaan ciri dengan para mamalia lain. - Menjadi dasar penelitian
Bidang biologi, farmasi, sampai kedokteran, semuanya perlu adanya klasifikasi. Tanpa sistem ini, sulit untuk mencari sumber obat, memahami penyakit, atau mengembangkan teknologi baru.
Macam-Macam Klasifikasi Makhluk Hidup
Di dalam ilmu biologi, ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan, dan di setiap sistem memiliki dasar pemikirannya tersendiri. Dan berikut jenis-jenis pengklasifikasian makhluk hidup..
1. Klasifikasi Alami

Pertama adalah klasifikasi alami, sistem yang dipelopori oleh tokoh seperti Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck.
Filosofi dari sistem klasifikasi ini adalah biarkan alam yang mengatur. Artinya, makhluk hidup dikelompokkan sesuai kesamaan alami mereka, tanpa terlalu banyak campur tangan manusia.
Dengan dasar yang terlihat dari morfologi alias bentuk luar tubuh. Jadi, kalau suatu makhluk hidup memiliki bentuk atau ciri fisik yang mirip, maka akan dikelompokkan bersama.
Misal hewan bisa dilihat dari cara bergeraknya (berenang, berjalan, terbang) atau dari penutup tubuhnya (berbulu, bersisik, atau berbulu halus).
Di dunia tumbuhan pun sama, contohnya tanaman bisa dibedakan dari jumlah keping biji, apakah berkeping satu (monokotil) atau berkeping dua (dikotil). Jadi, klasifikasi alami lebih ke bagaimana makhluk hidup sesuai kode alamnya, lalu dikelompokkan dengan apa adanya.
2. Klasifikasi Buatan
Klasifikasi buatan atau artifisial, sistem yang dibuat berdasarkan ciri-ciri tertentu yang dipilih oleh manusia. Misal suatu tumbuhan bisa diklasifikasikan berdasarkan habitatnya (hidup di darat, di air, atau epifit yang nempel di pohon lainnya), atau dilihat dari bentuk perawakannya (apakah pohon, perdu, semak, atau tanaman merambat).
Salah satu tokoh yang mempelopori adalah Aristoteles, beliau membagi makhluk hidup ke dalam dua kelompok besar, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Bahkan, tumbuhan pun dibagi lagi ke dalam kelompok pohon, semak, perdu, terna, hingga tanaman pemanjat.

Selain Aristoteles, ada pula Carolus Linnaeus dengan sistem klasifikasinya, beliau menggunakan alat reproduksi tumbuhan sebagai dasar pengelompokan.
3. Klasifikasi Filogenetik
Yang terakhir adalah klasifikasi filogenetik, sistem yang muncul setelah teori evolusi dikemukakan, terutama oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, klasifikasi tak bisa dipisahkan dari evolusi.
Makhluk hidup di masa sekarang ini memiliki hubungan kekerabatan, karena berasal dari nenek moyang yang sama, cuman berbeda cabang evolusi-nya saja.
Pengklasifikasian filogenetik tak hanya memperhatikan morfologi atau anatominya saja, tapi juga fisiologi, tingkah laku, bahkan sampai kesamaan molekul dan biokimia. Jadi kalau ada dua spesies yang tampaknya berbeda, bisa jadi mereka masih kerabat kalau dilihat dari susunan genetik atau evolusinya.
Tahapan Klasifikasi Makhluk Hidup
Jadi pengklasifikasian makhluk hidup tentu ada tahapan-tahapannya. Agar hasilnya rapi, sistematis, dan mendapat kesepakatan bersama oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Berikut tahapan-tahapan dari klasifikasi makhluk hidup..
1. Pengamatan Ciri Makhluk Hidup
Tahap awal dari pengklasifikasian adalah mengamati ciri-ciri makhluk hidup, jadi kita berkenalan dulu dengan makhluk-nya. Pengamatannya sendiri bisa dari berbagai sisi, misalnya..
- Ciri fisik: bentuk tubuh, warna, ukuran
- Struktur tubuh: ada tulang belakangnya atau tidak, daun tunggal atau majemuk
- Habitat: hidup di air, darat, atau keduanya
- Cara berkembang biak: bertelur, melahirkan, atau membelah diri
Contohnya burung elang dan burung pipit, walaupun berbeda ukuran, namun sama-sama memiliki bulu dan sayap. Dari ciri tersebut menjadi dasar untuk ngelompokkan mereka ke dalam kelas Aves (burung).
2. Pengelompokan Berdasarkan Ciri
Setelah tercatat ciri-cirinya, langkah berikutnya adalah mengelompokkan. Makhluk hidup dengan banyak persamaan akan ditempatkan dalam kelompok yang sama, sementara yang berbeda jauh akan dipisah.
Misal ikan mas dan hiu, memang sama-sama ikan, sama-sama hidup di air, tapi mereka berbeda jauh. Ikan mas punya tulang sejati (ikan bertulang keras), sedangkan hiu punya rangka dari tulang rawan.
Jadi ya jelas mereka masuk ke kelompok yang berbeda.
3. Pemberian Nama Ilmiah
Kalau sudah dikelompokkan, tiap makhluk hidup harus mempunyai nama ilmiah agar namanya lebih universal dan sama di negara mana pun. Karena kalau kita menyebutnya ‘padi’, di negara lain namanya tentu berbeda.
Maka dari itu digunakanlah sistem binomial nomenklatur, yang terdiri dari dua kata..
- Kata pertama Genus, ditulis dengan huruf pertama kapital
- Kata kedua spesies, ditulis huruf kecil semua
- Penulisannya miring (kalau dicetak) atau digarisbawahi (kalau ditulis tangan)
Contoh..
Harimau → Panthera tigris
Padi → Oryza sativa
4. Penyusunan Tingkatan Taksonomi
Langkah terakhir adalah menyusun makhluk hidup ke dalam tingkatan taksonomi, sebuah sistem hierarki dari yang paling umum sampai ke yang lebih spesifik. Pengurutannya sebagai berikut..
Kingdom → Filum/Divisi → Kelas → Ordo → Famili → Genus → Spesies
Untuk contohnya, admin berikan taksonomi pada manusia..
- Kingdom: Animalia
- Filum: Chordata
- Kelas: Mammalia
- Ordo: Primata
- Famili: Hominidae
- Genus: Homo
- Spesies: Homo sapiens
Semakin ke bawah (spesies), klasifikasinya semakin spesifik, kekerabatannya makin dekat, anggotanya pun semakin sedikit.
Penutup
Dari pembahasan kali ini, admin simpulkan bahwa klasifikasi makhluk hidup adalah hal yang sangat penting dalam ilmu biologi. Tak hanya mempermudah pembelajaran, pun juga mendukung penelitian, melestarikan keanekaragaman hayati, hingga memahami hubungan evolusi antarspesies.
Dengan klasifikasi, kamu pun mengetahui makhluk hidup mana yang punya hubungan dekat, serta bagaimana mereka berevolusi di alam liar. Klasifikasi merupakan sebuah peta besar kehidupan yang membantu kita mengeksplorasi dan memahami kompleksitas alam semesta.
Semoga dengan materi klasifikasi kali ini, kamu pun jadi lebih menghargai keanekaragaman hayati yang ada. Karena setiap makhluk sekecil apapun, memiliki tempat dan peranan dalam menjaga keseimbangan bumi ini.