Dalam materi Pembelajaran dan Pengajaran Kewarganegaraan (PPKN) kelas 4, terdapat Unit 3 yang membahas pentingnya membangun jati diri dalam kebinekaan. Pada unit ini, peserta didik diajak untuk memahami makna dari semboyan nasional Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Semboyan ini menegaskan pentingnya keragaman dalam kehidupan bersama. Dengan mengaplikasikan prinsip ini, peserta didik diharapkan dapat memahami, menghargai, dan menjunjung tinggi keberagaman budaya di lingkungan sekitar.
UNIT 3 Membangun Jati Diri Dalam Kebinekaan
Dalam kurikulum PPKN kelas 4 yang diintegrasikan dalam konsep Kurikulum Merdeka. Unit ke 3 ini berisikan membangun jati diri dalam Kebinekaan.
Unit ini memperkenalkan peserta didik pada esensi pentingnya memahami dan menghargai keragaman budaya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mendalami setiap poinnya, peserta didik akan terbimbing menuju pemahaman yang lebih mendalam mengenai betapa berharganya keberagaman dalam masyarakat Indonesia.
Mari kita telusuri bersama setiap tahapan pembelajaran yang disajikan dalam Unit 3 ini.
Kegiatan Belajar 1
Pada kegiatan belajar pertama ini, guru memiliki tujuan untuk membimbing peserta didik dalam memahami secara mendalam mengenai keragaman budaya yang ada di lingkungan sekitar.
Fokus utama dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi beragam aspek budaya yang berada di sekitar peserta didik.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika: Pesan Keanekaragaman dalam Persatuan
Semboyan nasional Bhinneka Tunggal Ika kerap kita jumpai pada lambang negara kita, Burung Garuda Pancasila. Semboyan ini tertera pada seutas pita yang dipegang oleh dua kaki burung garuda, yang melambangkan Negara Republik Indonesia.
Asal usul semboyan ini berasal dari bahasa Sanskerta dan diambil dari karya sastra kuno, yaitu “Sutasoma” yang ditulis oleh Mpu Tantular pada zaman Kerajaan Majapahit.
Kalimat ini sebenarnya lebih dari tiga kata, namun intinya adalah “Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa” yang berarti meskipun kita berbeda-beda, kita tetap satu tanpa ada hukum yang membedakan.
Kalimat ini mencerminkan keadaan masyarakat Kerajaan Majapahit yang memiliki keanekaragaman, terutama dalam hal agama yang dianut. Masyarakat Majapahit hidup berdampingan dengan damai, meskipun memiliki keyakinan agama yang beragam.
Satu-satunya hukum yang berlaku bagi semua adalah hukum Negara Majapahit. Alasan pentingnya menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara adalah karena kesamaan kondisi Indonesia dengan masa Kerajaan Majapahit.
Bangsa Indonesia juga beragam dalam berbagai hal seperti agama, suku bangsa, dan budaya.
Kegiatan Belajar 2
Dalam kegiatan belajar kedua, peserta didik akan memahami nilai penting menghargai keragaman budaya di lingkungan sekitar. Mereka juga diajak untuk menerapkannya dalam bekerja sama di sekolah dan komunitas sekitar.
Sikap Positif Menghadapi Keragaman
Dalam menghadapi keragaman lingkungan, penting untuk tidak menggunakan perbedaan sebagai alat perpecahan, melainkan sebagai penguat persatuan di antara warga masyarakat.
Peserta didik diajarkan sikap toleransi dan lapang dada terhadap perbedaan agama dan suku bangsa.
Bekerja Sama dalam Keanekaragaman
Toleransi dan lapang dada dapat diwujudkan dengan berbagai cara, seperti menghormati agama dan suku asal tanpa merendahkan yang lain, menjalin hubungan baik dengan mereka yang berbeda latar belakang, memberikan penghargaan atas keunikan budaya suku lain, mengikuti acara seni dan budaya daerah lain, dan lainnya.
Selain menghargai keberagaman dari luar, peserta didik juga diajak untuk mengenali dan mengapresiasi kekayaan budaya yang ada di dalam negeri. Kesenian lokal seperti tarian, musik, pakaian adat, dan arsitektur rumah merupakan bagian dari keanekaragaman yang juga harus kita pelajari dan lestarikan.
Kegiatan Belajar 3
Tahap ini membimbing peserta didik untuk memahami berbagai contoh perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap keberagaman budaya.
Guru akan membawa contoh-contoh kasus di mana sikap toleransi dan pengertian sangat penting dalam menjaga kerukunan. Hal ini membantu peserta didik untuk merasakan dampak positif dari sikap inklusif dalam kehidupan sehari-hari.
Menerapkan Kepedulian dalam Kehidupan Sehari-hari
Peserta didik akan diberikan pemahaman bahwa sebagai bagian dari bangsa yang beraneka ragam, penting untuk membangun kepedulian terhadap sesama. Dalam lingkungan sekolah dan masyarakat, kita dapat memiliki teman dengan latar belakang budaya yang berbeda.
Penting untuk mengatasi perbedaan dengan kepala yang terbuka dan menghindari perpecahan.
Kegiatan Belajar 4
Tahap ini mengajak peserta didik untuk merenungi dan memahami arti hidup rukun dalam lingkungan yang beragam. Penting untuk menjaga kerukunan dalam beragam situasi dan lingkungan.
Dalam menghadapi perbedaan pendapat atau kepercayaan, sikap saling menghormati dan bekerja sama tetap menjadi landasan.
Dalam masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, kerukunan dan harmoni memegang peranan kunci. Dengan memahami, menghargai, dan bekerja sama dalam keragaman, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis.
Sikap toleransi dan keterbukaan terhadap perbedaan adalah jalan menuju masyarakat yang lebih kuat.
Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang mencerminkan semangat hidup rukun dalam keanekaragaman:
- Saling Menghormati Perbedaan Agama dan KepercayaanDi lingkungan sehari-hari, peserta didik dapat menunjukkan sikap saling menghormati agama dan kepercayaan teman-teman sekelasnya. Misalnya, saat teman merayakan hari besar keagamaannya, peserta didik dapat memberikan ucapan selamat atau sekadar menghormati perayaan tersebut.
- Bekerja Sama dalam Proyek Kelompok yang BeragamDalam tugas-tugas kelompok di sekolah, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan bekerja sama dengan teman-teman yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Ini membantu mengembangkan kemampuan adaptasi dan toleransi terhadap perbedaan pendapat.
- Memahami dan Menerima Perbedaan PendapatHidup rukun juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menerima perbedaan pendapat. Peserta didik dapat belajar untuk tidak cepat menghakimi atau mengkritik pendapat orang lain, terutama jika itu berkaitan dengan nilai-nilai budaya atau keyakinan.
- Mengikuti Acara Budaya dan Agama dengan Rasa MenghargaiSalah satu cara untuk hidup rukun adalah dengan mengikuti acara budaya atau keagamaan yang diadakan oleh teman-teman sekelas atau tetangga. Peserta didik dapat menghadiri acara ini dengan rasa menghargai dan terbuka terhadap keberagaman yang ada.
- Menghindari Tindakan DiskriminatifDalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat menghindari tindakan diskriminatif seperti menjauhi atau merendahkan teman-teman yang berbeda budaya atau agama. Sebaliknya, mereka dapat membangun hubungan yang inklusif dan ramah.
- Mempelajari Budaya Lain dengan KetertarikanUntuk memperkaya pengetahuan tentang keberagaman budaya, peserta didik dapat dengan antusias mempelajari aspek-aspek budaya lain, seperti tarian tradisional, musik, pakaian adat, atau kuliner khas. Ini menunjukkan rasa ingin tahu dan apresiasi terhadap keragaman.
- Berpartisipasi dalam Kegiatan Kemanusiaan dan SosialMenunjukkan sikap rukun juga dapat dilakukan melalui kegiatan kemanusiaan atau sosial. Misalnya, peserta didik dapat berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana untuk membantu sesama yang membutuhkan, tanpa memandang latar belakang mereka.
Semua contoh perilaku di atas adalah cerminan dari semangat hidup rukun dalam masyarakat yang beragam. Melalui tindakan-tindakan positif ini, peserta didik tidak hanya membangun hubungan harmonis, tetapi juga menjadi bagian dari perubahan yang positif dalam memajukan masyarakat yang inklusif dan adil.
Penutup
Dalam Unit 3 Materi PPKN kelas 4 ini, peserta didik diajak untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai kebinekaan melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Melalui berbagai kegiatan belajar yang dirancang dengan seksama, peserta didik diajak untuk mengembangkan pemahaman, sikap, dan perilaku yang menghargai keberagaman budaya. Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.