Daya Tampung SNBP Syarif Hidayatullah Jakarta 2024/2025

Sebagai salah satu universitas ternama di Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki program Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) yang menjadi sorotan para calon mahasiswa. Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman mendalam tentang daya tampung SNBP dan minat peminatnya untuk tahun ajaran 2024 – 2025.

Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi adalah metode seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dikenal sebagai pintu gerbang unggulan untuk bergabung dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Keunggulan SNBP terletak pada pendekatan seleksi yang tidak hanya memperhatikan hasil ujian nasional, tetapi juga mengakomodasi prestasi di berbagai bidang.

Calon mahasiswa yang berprestasi di bidang akademis, olahraga, seni, atau kegiatan ekstrakurikuler memiliki peluang lebih besar untuk diterima melalui SNBP. Ini menciptakan lingkungan belajar yang beragam, memastikan kualitas dan potensi setiap mahasiswa dapat tergali secara maksimal.

Proses seleksi SNBP tidaklah mudah. Calon mahasiswa harus melewati beberapa tahap, termasuk ujian tertulis, wawancara, dan penilaian portofolio. Ini menunjukkan komitmen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk menerima mahasiswa terbaik yang tidak hanya memiliki prestasi akademis tinggi, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan kampus.

Sejarah Singkat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan lembaga pendidikan tinggi Islam negeri yang terletak di Banten, meskipun namanya mencantumkan Jakarta. Sejarah panjangnya dimulai dari pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) pada tahun 1940, yang kemudian berkembang menjadi Universitas Islam Indonesia (UII) pada tahun 1948, dan selanjutnya menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) pada tahun 1950.

Pada tahun 2002, melalui Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002, PTAIN tersebut kemudian bertransformasi menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendirian UIN Jakarta dipicu oleh kebutuhan akan pendidikan tinggi Islam modern yang semakin meningkat.

Sebelumnya, terdapat upaya untuk mendirikan Pesantren Luhur yang sayangnya tidak terlaksana pada masa penjajahan Belanda.

Perjalanan sejarah institusi ini melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Abdul Wahid Hasjim, Mas Mansur, Fathurrahman Kafrawi dan Farid Ma’ruf. Awalnya, STI berdiri di Padang pada tahun 1940, lalu dipindahkan ke Jakarta pada 8 Juli 1945.

Setahun kemudian, STI kembali berpindah ke Yogyakarta dan berkembang menjadi UII pada tahun 1948. Seiring berjalannya waktu, sebagian dari UII kemudian menjadi PTAIN pada tahun 1950.

PTAIN berfokus pada pengajaran Islam tingkat tinggi dan menjadi pusat ilmu agama Islam. Pada awalnya, PTAIN memiliki tiga jurusan utama, yaitu Tarbiyah, Qadla (Syariah), dan Dakwah. Mata kuliah yang diajarkan mencakup berbagai bidang seperti Bahasa Arab, Ilmu Agama, Fiqih, Hadits, dan lainnya.

Gelar akademik yang diberikan pada waktu itu adalah Bachelor of Art (B.A.) dan Doktorandus (Drs.).

Perjalanan panjang ini akhirnya membawa pada pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2002, yang terus mengalami perkembangan pesat dan menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi Islam terkemuka di Indonesia.

Daya Tampung SNBP Syarif Hidayatullah Jakarta 2023

Untuk tahun ajaran 2024 – 2025, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki daya tampung SNBP yang cukup signifikan. Dengan kuota yang diperluas, universitas ini memberikan peluang lebih besar bagi calon mahasiswa yang berprestasi untuk bergabung dan mengejar cita-cita akademis mereka.

Penutup

Dalam era persaingan ketat di dunia pendidikan, memahami SNBP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah langkah krusial bagi calon mahasiswa. Daya tampung yang besar, proses seleksi yang ketat, dan kesempatan karir yang luas menunjukkan bahwa universitas ini menjadi pilihan utama bagi mereka yang menginginkan pendidikan terbaik.

Segera raih peluang Anda melalui SNBP dan wujudkan impian akademis Anda bersama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.