Kali ini admin ngajak temen-temen ngebahas topik yang berkaitan dengan geografi, yaitu desa. Desa memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Bisa dibilang, desa adalah tempat lahirnya peradaban.
Sebelum kota-kota besar muncul, desa udah lebih dulu eksis sebagai tempat tinggal dan pusat aktivitas masyarakat. Sampai sekarang pun, desa masih menjadi tulang punggung ekonomi karena banyak hasil pertanian, perkebunan, dan peternakan berasal dari sana.
Terus kalau kamu amati, kenapa desa memiliki karakter yang berbeda sama kota?
Jadi, semua itu ada kaitannya dengan pola keruangan desa serta ciri-ciri fisik dan sosial yang membentuknya. Karena itu, jika kamu penasaran akan desa, berikut admin akan menjelaskan tentang desa..
Pengertian Desa
Jadi, desa itu apa sih?
Dilihat secara umum, desa adalah sebuah wilayah yang ditempati oleh sekelompok masyarakat dengan jumlah penduduk yang relatif kecil, punya hubungan sosial yang erat, serta mata pencaharian yang mayoritas bergantung pada sektor pertanian, perkebunan, atau perikanan.
Secara etimologis, kata “desa” berasal dari bahasa Sanskerta “deshi” dimana artinya tanah kelahiran atau tempat asal-usul seseorang. Kalau diliat dari arti ini, desa bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga bernilai historis dan kultural yang kuat bagi penduduknya.
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, desa didefinisikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah dan berwenang untuk mengatur serta mengurus pemerintahan serta kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-usulnya. Jadi, desa bukan hanya kumpulan rumah-rumah di pedalaman, tapi juga punya sistem pemerintahan sendiri yang diakui negara.
Kalau menurut Sutardjo Kartohadikusumo, seorang ahli tata pemerintahan desa, desa adalah sebuah kesatuan hukum tempat tinggal masyarakat yang mengatur kehidupan sosial dan pemerintahan secara mandiri. Jadi, di dalam desa ada aturan-aturan yang mengikat masyarakatnya, baik dalam bentuk hukum formal maupun adat istiadat yang sudah berlangsung turun-temurun.
Dari berbagai definisi di atas, bisa kita simpulkan kalau desa itu bukan hanya sekadar tempat tinggal, tapi juga sebuah komunitas yang terikat dalam nilai sosial, budaya, dan pemerintahan lokal yang khas.
Ciri-Ciri Desa
Lantas, apa sih ciri-ciri desa? Emangnya beda ya ciri-cirinya dengan kota?
Yang jelas, suasana di desa terasa lebih damai dan jauh dari hiruk-pikuk seperti di perkotaan? Dan secara umum, ciri-ciri desa bisa dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu ciri fisik dan ciri sosial.
1. Ciri Fisik Desa
Ciri fisik desa bisa dilihat dari bentuk wilayah, tata guna lahan, aktivitas penduduk, dan pola pemukiman. Berikut penjelasannya..
a. Tata Guna dan Pemanfaatan Lahan
Di desa, pemanfaatan lahan biasanya lebih dominan untuk sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Kalau jalan-jalan ke desa, pasti sering ngejumpai sawah luas, kebun-kebun hijau, atau kandang-kandang ternak di halaman rumah penduduk.
Berbeda dengan kota yang penuh dengan gedung dan pusat bisnis, desa lebih fokus pada pemanfaatan alam untuk kebutuhan sehari-hari. Jelas ya, desa jadi lebih asri dan sejuk dibandingkan dengan kota yang padat dan penuh polusi.
b. Aktivitas yang Tergantung pada Alam
Masyarakat desa sangat bergantung pada siklus alam. Contohnya, petani di desa harus menyesuaikan jadwal tanam dan panennya dengan musim hujan dan kemarau.
Begitu juga dengan nelayan yang harus memperhatikan cuaca sebelum melaut.
Karena ketergantungan ini, desa sering kali memiliki kehidupan yang lebih sederhana dan selaras dengan alam. Mereka sangat menghargai lingkungan dan berusaha menjaga keseimbangan ekosistem agar hasil pertanian dan perikanan tetap melimpah.
c. Kebiasaan Beraktivitas
Kalau di kota tentu banyak pekerja hingga larut malam, di desa kebiasaan ini jarang terjadi. Penduduk desa biasanya bangun lebih pagi untuk memulai aktivitas, seperti bertani atau beternak.
Dan ketika matahari mulai terbenam, mereka sudah siap-siap untuk beristirahat.
Hal ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan akses listrik dan teknologi. Meskipun sekarang banyak desa yang udah teraliri listrik, tapi kebiasaan tidur lebih awal masih banyak dipertahankan oleh masyarakat desa.
d. Jumlah Penduduk yang Relatif Sedikit
Dibandingkan dengan kota, jumlah penduduk di desa jauh lebih sedikit. Karena lahannya luas dan penduduknya tidak terlalu banyak, desa memiliki kepadatan penduduk yang rendah.
Itulah mengapa desa terasa lebih lapang dan nyaman. Banyak orang yang memilih pindah ke desa karena ingin menikmati ketenangan dan menjauhi hiruk-pikuk kota yang sibuk dan penuh polusi.
e. Pola Pemukiman
Pola pemukiman di desa biasanya mengikuti kondisi alam, misalnya..
- Di daerah pesisir, rumah-rumah dibangun memanjang mengikuti garis pantai.
- Di daerah pegunungan, pemukiman menyebar mengikuti kontur tanah yang lebih datar.
- Di daerah dataran rendah, pemukiman cenderung berkelompok di dekat sumber air seperti sungai atau danau.
Pola pemukiman ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi geografis desa tersebut.
2. Ciri Sosial Desa
Selain ciri fisik, desa juga memiliki ciri sosial yang membedakannya dengan kehidupan kota. Berikut penjelasannya..
a. Penduduk yang Homogen
Penduduk desa umumnya memiliki latar belakang yang seragam, baik dari segi pekerjaan, adat istiadat, maupun agama. Ya karena desa lebih tertutup dari pengaruh luar, sehingga budaya yang ada lebih terjaga dan jarang berubah.
Misal di suatu desa mayoritas penduduknya adalah petani, hampir semua orang di desa tersebut memiliki pemahaman yang sama tentang pertanian. Begitu juga dengan adat istiadat, yang biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
b. Sistem Gotong Royong yang Kuat
Kalau di kota orang-orang lebih individualis, di desa budaya gotong royong masih sangat kuat. Misal kalau ada tetangga yang mengadakan hajatan, warga desa pasti ikut membantu tanpa pamrih.
Begitu juga kalau ada warga yang sedang membangun rumah, tetangga-tetangga pasti ikut turun tangan. Gotong royong lah yang membuat hubungan antarwarga di desa sangat erat dan saling mendukung.
c. Kontrol Sosial yang Kuat
Karena jumlah penduduknya gak banyak, kehidupan sosial di desa lebih terbuka dan saling mengenal. Kalau ada seseorang yang melanggar norma, pasti langsung diketahui oleh warga lain dan mendapat teguran.
Sistem kontrol sosial ini membuat masyarakat desa lebih patuh pada aturan adat dan hukum tak tertulis yang berlaku di lingkungan mereka.
Pola Keruangan Desa
Sekarang masuk ke pembahasan pola keruangan desa. “Pola keruangan? Maksudnya gimana sih?”
Jadi, pola keruangan desa itu adalah bagaimana sebuah desa terbentuk dan berkembang berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi geografis, sumber daya alam, serta pola hidup masyarakatnya. Bisa dibilang, pola keruangan menentukan bagaimana desa itu tersusun—mulai dari lokasi rumah penduduk, jalan utama, hingga pusat aktivitas ekonomi dan sosial.
Pola keruangan ini penting karena bentuk atau tata letak desa bisa memengaruhi banyak hal. Seperti cara masyarakat berinteraksi, bagaimana mereka mencari nafkah, bahkan bagaimana desa itu bertahan dari bencana alam.
Setiap desa punya pola yang berbeda-beda, tergantung dari lingkungan dan kebiasaan masyarakatnya. Dan secara umum, pola keruangan desa dibagi menjadi empat jenis utama, yaitu pola memusat, pola mengelilingi, pola memanjang, dan pola menyebar..
1. Pola Memusat
Pola memusat adalah salah satu pola desa yang paling sering kamu jumpai, apalagi di daerah dataran rendah atau daerah yang punya satu titik pusat penting, seperti sumber air, pasar desa, atau fasilitas umum lainnya.
Ciri utamanya adalah rumah-rumah penduduk dan bangunan utama desa mengelompok di sekitar satu titik pusat. Bisa dibilang, desa dengan pola ini seperti membentuk lingkaran dengan pusat aktivitas di tengahnya.
Bagaimana bisa membentuk pola seperti ini?
Biasanya, pola memusat terbentuk karena..
- Ada sumber daya penting di tengah desa, misal sungai, mata air, atau sumber daya ekonomi seperti pasar.
- Masyarakat ingin tinggal berdekatan agar lebih mudah berkomunikasi dan bekerja sama dalam kehidupan sehari-hari.
- Keamanan, terutama di daerah yang dulu sering menghadapi ancaman dari luar, seperti hewan liar atau gangguan dari kelompok lain.
Contoh desa dengan pola memusat bisa kamu jumpai di daerah pertanian atau pedalaman yang memiliki satu sumber air utama dan menjadi pusat kehidupan masyarakat.
2. Pola Mengelilingi
Mirip-mirip dengan pola memusat, bedanya desa terbentuk melingkar mengelilingi sesuatu yang dianggap penting. Biasanya yang dikelilingi ini bisa berupa danau, telaga, sumber mata air, atau fasilitas penting lainnya.
Misalnya, kalau ada desa di sekitar danau, rumah-rumah penduduknya akan tersebar membentuk lingkaran di sepanjang tepi danau tersebut.
Faktor yang memengaruhi pola mengelilingi
- Keberadaan sumber air yang harus dijaga aksesnya oleh seluruh warga.
- Kepercayaan atau budaya yang menganggap bahwa tempat di tengah memiliki nilai sakral.
- Bentuk alam, misalnya desa yang berada di kawah atau lembah berbentuk lingkaran.
Contoh desa dengan pola mengelilingi bisa kamu jumpai di daerah sekitar danau, kawah, atau sumber mata air alami yang menjadi pusat kehidupan masyarakat desa.
3. Pola Memanjang
Kalau kalian pernah ngelihat desa yang bentuknya sepanjang jalan atau sungai, itulah contoh dari pola memanjang. Desa dengan pola ini biasanya berkembang di sepanjang jalur transportasi utama, seperti sungai, jalan raya, atau jalur rel kereta api.
Faktor yang membentuk pola memanjang
- Desa berada di tepi sungai, karena masyarakatnya bergantung pada air untuk bertani, memancing, atau transportasi.
- Desa berada di pinggir jalan raya atau rel kereta api, sehingga pertumbuhan desa mengikuti jalur transportasi tersebut.
- Desa berada di lembah atau daerah pesisir, yang membuat lahan untuk pemukiman terbatas hanya di satu sisi saja.
Contoh desa dengan pola memanjang bisa kamu temui di desa-desa sepanjang sungai Kapuas di Kalimantan atau desa pesisir di pantai utara Jawa.
4. Pola Menyebar
Terakhir adalah pola desa yang cenderung tak memiliki bentuk teratur, alias menyebar sesuai dengan kondisi alam dan kebutuhan penduduknya. Desa dengan pola ini biasanya ada di daerah pegunungan, perbukitan, maupun di dataran luas yang tidak terlalu padat penduduknya.
Faktor yang membentuk pola menyebar
- Wilayah yang luas dan memungkinkan penduduk membangun rumah di lahan yang terpisah-pisah.
- Desa berada di daerah pegunungan yang memiliki kontur tanah berbukit-bukit, rumah pun gak bisa dibuat dalam satu garis lurus.
- Masyarakat desa hidup dengan berladang atau beternak, jadinya perlu lahan luas untuk bercocok tanam atau menggembala ternak.
Pola ini sering bisa kamu jumpai di desa-desa di kaki gunung atau perbukitan yang warganya banyak bertani dan beternak.
Penutup
Sampai disini, tentu kamu udah memahami kan bagaimana desa itu terbentuk serta bagaimana pola keruangan desa bisa tertata sedemikian rupa. Desa terbentuk itu gak sembarangan ya, setiap pola tentu ada alasan dan faktor alam yang mempengaruhinya.
Yang pasti, setiap pola memengaruhi bagaimana masyarakat desa hidup dan beraktivitas setiap harinya.