Pengertian Klausa: Ciri, Jenis dan Contohnya

Klausa adalah salah satu elemen penting dalam bahasa yang membantu kita menyusun kalimat secara efektif dan jelas. Dalam bahasa Indonesia, memahami klausa merupakan dasar untuk membentuk kalimat yang benar dan bermakna.

Nah dikesempatan kali ini, admin akan membahas tentang pengertian klausa, ciri-cirinya, serta unsur-unsur yang membentuk klausa.

Pengertian Klausa

Klausa adalah satuan gramatikal yang terdiri dari sekumpulan kata yang memiliki subjek dan predikat. Klausa berfungsi sebagai pembangun kalimat dalam bahasa Indonesia dan dapat berdiri sendiri atau bergabung dengan klausa lain untuk membentuk kalimat yang lebih kompleks.

Klausa adalah bagian dari kalimat yang mengandung subjek dan predikat, sedangkan kalimat bisa berdiri sendiri dengan tanda baca dan intonasi akhir. Dalam pembahasan ini, kita akan menguraikan ciri-ciri klausa dan unsur-unsur yang menyusunnya secara mendetail.

Ciri-Ciri Klausa

1. Terdiri dari Dua Kata atau Lebih

Salah satu ciri utama klausa adalah bahwa ia terdiri dari minimal dua kata. Komponen dasar yang membentuk klausa adalah subjek dan predikat. Subjek biasanya berupa kata benda atau frasa benda, sedangkan predikat berupa kata kerja atau frasa kerja.

Misalnya, dalam klausa “Ibu memasak”, kata Ibu adalah subjek dan memasak adalah predikat. Kombinasi ini membentuk klausa sederhana yang dapat berkembang menjadi kalimat lengkap.

2. Mengandung Subjek dan Predikat

Klausa harus memiliki subjek dan predikat sebagai elemen inti. Subjek adalah pelaku atau topik utama dari klausa, sedangkan predikat menjelaskan tindakan atau keadaan yang dialami oleh subjek.

Misalnya, dalam klausa “Anak itu bermain”, Anak itu adalah subjek yang melakukan tindakan bermain. Keberadaan subjek dan predikat inilah yang membedakan klausa dari frasa, yang mungkin tidak memiliki elemen tindakan.

3. Memiliki Fungsi Gramatikal dalam Kalimat

Klausa berfungsi sebagai komponen penting dalam membentuk kalimat. Klausa dapat berperan sebagai kalimat utama (independen) atau sebagai bagian dari kalimat majemuk.

Dalam kalimat “Dia belajar karena ingin pintar” terdapat dua klausa: Dia belajar (klausa utama) dan karena ingin pintar (klausa penjelas). Kedua klausa ini memiliki fungsi berbeda namun saling melengkapi dalam memberikan makna keseluruhan.

4. Tidak Memiliki Intonasi Akhir dan Tanda Baca

Tidak seperti kalimat yang berdiri sendiri, klausa tidak memiliki intonasi akhir dan tanda baca seperti titik, tanda seru, atau tanda tanya. Klausa memerlukan elemen lain untuk menjadi kalimat lengkap.

Misalnya, klausa “ketika hujan turun” tidak bisa berdiri sendiri tanpa konteks tambahan. Hal ini menjadikannya bagian integral dari kalimat yang lebih besar, memberikan detail atau penjelasan tambahan.

Unsur–unsur Klausa

Klausa tersusun dari unsur-unsur yang dapat dibagi menjadi unsur inti dan unsur bukan inti. Pemahaman terhadap unsur-unsur ini penting untuk mengidentifikasi dan membentuk klausa yang efektif.

Unsur Inti Klausa

  • Subjek (S):
    Unsur yang menjadi pusat perhatian atau pelaku dalam klausa. Subjek bisa berupa kata benda atau frasa benda yang menggambarkan siapa atau apa yang melakukan tindakan. Contohnya, dalam klausa “Siswa itu belajar”, Siswa itu adalah subjek.
  • Predikat (P):
    Unsur yang menjelaskan apa yang dilakukan oleh subjek atau keadaan yang dialami. Predikat sering kali berupa kata kerja. Dalam contoh “Siswa itu belajar”, belajar adalah predikat yang menjelaskan aktivitas subjek.

Unsur yang Bukan Inti Klausa

  • Objek (O):
    Unsur yang menerima aksi dari predikat. Objek dapat berupa kata benda atau frasa benda. Misalnya, dalam klausa “Ibu memasak nasi”, nasi adalah objek yang menerima tindakan memasak.
  • Pelengkap (Pel):
    Unsur yang melengkapi makna dari predikat dan memberikan informasi tambahan. Pelengkap sering kali diperlukan untuk menjelaskan lebih lanjut, seperti dalam klausa “Dia merasa bahagia”, di mana bahagia adalah pelengkap.
  • Keterangan (K):
    Unsur yang memberikan informasi tambahan mengenai waktu, tempat, cara, atau sebab. Keterangan membantu memperjelas konteks klausa. Misalnya, dalam klausa “Dia belajar di perpustakaan”, di perpustakaan adalah keterangan tempat.

Jenis-jenis Klausa

1. Jenis Klausa Berdasarkan Strukturnya

a. Klausa Bebas

Klausa bebas adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap. Ini berarti klausa tersebut memiliki makna yang utuh dan tidak memerlukan klausa lain untuk menyempurnakannya.

Contoh: “Anak itu berlari kencang”. Klausa ini memiliki subjek (anak itu) dan predikat (berlari kencang).

b. Klausa Terikat

Berbeda dengan klausa bebas, klausa terikat tidak dapat berdiri sendiri. Klausa ini memerlukan klausa lain untuk melengkapinya. Biasanya, klausa terikat diawali dengan kata penghubung seperti “karena”, “walaupun” atau “jika”.

Contoh: “Walaupun hujan deras”. Klausa ini memerlukan klausa lain untuk melengkapinya, seperti “Walaupun hujan deras, mereka tetap pergi ke taman”.

2. Jenis Klausa Berdasarkan Fungsinya

a. Unsur Pengisi Fungsi Subjek

Klausa ini berfungsi sebagai subjek dalam kalimat. Fungsi ini biasanya menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa”.

Contoh: “Bahwa dia lulus ujian membuat keluarganya bangga.”

b. Unsur Pengisi Fungsi Predikat

Klausa yang bertindak sebagai predikat dalam kalimat, biasanya menyatakan tindakan atau keadaan.

Contoh: “Yang dilakukan Andi adalah menulis laporan.”

c. Unsur Pengisi Fungsi Objek

Klausa yang menjadi objek dalam kalimat, berfungsi menjawab “siapa” atau “apa” yang terkena tindakan.

Contoh: “Dia mengatakan bahwa ia sudah makan.”

d. Unsur Pengisi Fungsi Pelengkap

Klausa ini melengkapi informasi dalam predikat. Tidak selalu diperlukan tetapi memberikan informasi tambahan.

Contoh: “Dia merasa bahwa tugas ini terlalu sulit.”

e. Unsur Pengisi Fungsi Keterangan

Klausa yang memberikan informasi tambahan tentang waktu, tempat, cara, atau alasan.

Contoh: “Mereka pergi ke pasar setelah hujan reda.”

3. Jenis Klausa Berdasarkan Kelengkapan Unsurnya

a. Klausa Lengkap

Klausa lengkap memiliki semua unsur yang diperlukan: subjek dan predikat.

Contoh: “Paman sedang menonton televisi di ruang tamu.”

b. Klausa Tidak Lengkap

Klausa ini tidak memiliki salah satu dari unsur pokoknya, sering kali subjek atau predikat.

Contoh: “Sedang menonton televisi”. Dalam klausa ini, subjeknya tidak dinyatakan.

4. Jenis Klausa Berdasarkan Kata Negatifnya

a. Klausa Negatif

Klausa ini mengandung kata negatif seperti “tidak” atau “bukan”. Klausa negatif menyatakan penyangkalan terhadap suatu pernyataan.

Contoh: “Dia tidak makan siang hari ini.”

b. Klausa Positif

Klausa ini menyatakan hal yang afirmatif atau positif.

Contoh: “Dia makan siang hari ini.”

5. Jenis Klausa Berdasarkan Unsur yang Menjadi Predikat

a. Klausa Verbal

Klausa yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh: “Mereka sedang menulis makalah.”

b. Klausa Transitif

Predikat dalam klausa ini membutuhkan objek untuk melengkapi maknanya.

Contoh: “Dia membaca buku.”

c. Klausa Nominal

Predikat berupa kata benda, memberikan keterangan lebih lanjut tentang subjek.

Contoh: “Kucing itu adalah peliharaan saya.”

d. Klausa Adjektiva

Predikat berupa kata sifat, menjelaskan sifat atau keadaan subjek.

Contoh: “Cuaca hari ini sangat cerah.”

e. Klausa Preposisional

Predikat yang diawali dengan kata depan, memberikan informasi lokasi atau posisi.

Contoh: “Tas itu ada di atas meja.”

Penutup

Memahami klausa dan unsurnya sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Klausa memungkinkan kita membentuk kalimat yang kompleks dan bervariasi, sehingga membantu menyampaikan pesan dengan lebih tepat dan efektif.