Kamu pasti pernah dong baca novel atau setidaknya dengar kata novel? Yah meskipun gak membacanya secara langsung, tapi pembahasan novel ini pastinya juga kamu temui dalam pembelajaran sekolah.
Apalagi kalau kamu seorang yang gemar membaca dan pernah membaca salah satu novel. Jadi, sebenarnya apa sih yang dinamakan novel itu? Jika kamu sedang mencari materi pembahasan tentang novel, kebetulan banget nih.
Karena pada kesempatan kali ini, admin sedang membahas tentang apa itu novel. Apakah itu berbeda dengan roman dan cerpen? Lalu, apa saja jenis novel yang ada? Jika kamu penasaran, simak terus penjelasan admin kali ini ya..
Pengertian Novel
Novel itu sebenarnya bentuk karya sastra dalam prosa yang panjang. Jadi, kalau kita bilang panjang, ya memang novel ini gak bisa diselesaikan baca dalam sekali duduk.
Cerita dalam novel mengisahkan kehidupan satu atau beberapa tokoh yang terlibat dalam berbagai kejadian dan masalah, lengkap dengan lika-likunya.
Tujuan dari sebuah novel bukan cuma untuk hiburan, tapi juga buat menggali makna kehidupan tokohnya. Sifat watak dan karakter setiap tokoh digambarkan dengan sangat detail.
Itulah kenapa, novel terasa lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari karena kita bisa ikut merasakan emosi dan perubahan nasib yang dialami oleh para tokohnya.
Perbedaan Novel, Roman, dan Cerpen
Banyak yang masih suka bingung nih, apa bedanya novel, roman, dan cerpen? Padahal, walaupun mirip, ketiganya punya perbedaan signifikan lho!
1. Roman
Roman adalah karya sastra yang juga panjang, bahkan lebih panjang dari novel. Biasanya, roman menceritakan kehidupan seorang tokoh dari lahir sampai tua, lengkap dengan segala peristiwa penting dalam hidupnya.
Roman fokus pada perjalanan hidup tokoh secara lebih mendalam. Contohnya seperti cerita klasik Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
2. Cerpen
Kalau cerpen alias cerita pendek, kebalikannya. Ceritanya lebih ringkas, hanya sekitar 5.000-10.000 kata, dan biasanya fokus pada satu konflik utama.
Cerpen cocok buat kamu yang mau cerita yang cepat selesai dibaca. Contohnya kayak cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis.
3. Novel
Novel sendiri punya panjang cerita yang fleksibel, biasanya antara cerpen dan roman. Ia bisa fokus pada konflik tertentu atau bahkan banyak konflik, dengan beberapa tokoh yang berkembang seiring berjalannya cerita.
Intinya, novel memberikan ruang bagi pembaca untuk mengenal tokoh dan menikmati perjalanan hidup mereka lebih dalam daripada cerpen, tapi nggak sepanjang roman.
Jadi, simpelnya, cerpen itu pendek, roman sangat panjang dan mendalam, sementara novel ada di antara keduanya.
Ciri-Ciri Novel
Kamu bisa dengan mudah mengenali novel dari beberapa ciri khasnya nih:
- Panjang Cerita Minimal 100 Halaman
Novel biasanya terdiri dari minimal 35.000 kata atau sekitar 100 halaman lebih. Panjangnya inilah yang memungkinkan cerita dalam novel berkembang dengan kompleks. - Alur dan Tema yang Kompleks
Novel nggak hanya bercerita tentang satu konflik aja, tapi bisa juga ada beberapa konflik dan subplot. Tema-tema dalam novel juga beragam, mulai dari percintaan, misteri, hingga petualangan. - Narasi dengan Deskripsi dan Percakapan
Cerita dalam novel disajikan melalui narasi yang panjang, ditambah dengan dialog antar tokoh. Ini yang bikin novel terasa lebih hidup karena kita seakan bisa mendengar dan melihat langsung percakapan tokohnya. - Alur Berkembang dan Bervariasi
Alur dalam novel bisa maju, mundur, atau bahkan kombinasi keduanya. Penulis sering bermain dengan alur untuk menciptakan kejutan atau plot twist di akhir cerita. - Banyak Tokoh dengan Karakter Beragam
Dalam novel, biasanya ada lebih dari satu tokoh utama, dan masing-masing punya sifat atau karakteristik unik. Hal ini membuat ceritanya lebih menarik dan variatif. - Latar Cerita yang Beragam
Latar dalam novel bisa berpindah-pindah, mulai dari tempat, suasana, hingga waktu kejadian. Jadi, jangan heran kalau di satu bab tokohnya ada di kota, tapi di bab lain sudah berpindah ke desa atau bahkan ke negara lain. - Perubahan Nasib Tokoh
Salah satu ciri khas novel adalah adanya perubahan nasib pada tokoh utama. Di awal cerita, tokoh mungkin terlihat bahagia, tapi di tengah cerita ia harus menghadapi masalah besar, dan di akhir cerita nasibnya bisa berubah—entah menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Struktur Novel
Nah, biar cerita dalam novel itu bisa mengalir dan mudah dipahami pembaca, biasanya penulis membagi ceritanya ke dalam beberapa bagian yang disebut struktur novel. Apa aja sih strukturnya, berikut diantaranya..
1. Abstrak
Abstrak itu semacam rangkuman atau gambaran awal tentang isi cerita. Biasanya, abstrak ini ada di bagian awal novel buat kasih bocoran sedikit tentang apa yang bakal terjadi di dalam cerita.
Tapi, gak semua novel wajib punya abstrak lho! Kadang ada juga penulis yang lebih suka langsung masuk ke cerita tanpa rangkuman awal. Tapi kalau ada, abstrak ini bakal bantu kamu dapetin gambaran situasi dan tokoh utama di awal cerita.
2. Orientasi
Bagian orientasi ini penting banget karena di sinilah latar cerita dibangun. Mulai dari tempat, waktu, sampai suasana cerita akan dijelaskan di sini.
Di bagian ini, kita juga bakal dikenalin sama tokoh-tokoh utama dan keseharian mereka. Orientasi tuh kayak fondasi awal yang bikin pembaca bisa merasa familiar dengan dunia yang dibangun oleh penulis.
3. Komplikasi
Di bagian ini yang mulai bikin cerita jadi menarik, karena di tahap komplikasi, konflik atau masalah pertama mulai muncul. Biasanya, komplikasi mengandung sebab-akibat dari suatu kejadian.
Bisa dibilang, ini adalah fase di mana cerita mulai panas dan bikin penasaran. Di sinilah pembaca mulai ikut bertanya-tanya, “Apa sih yang bakal terjadi selanjutnya?”.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah puncak konflik alias klimaks dari cerita. Di bagian ini, ketegangan mencapai titik tertinggi, dan kita bakal dibawa ke momen paling emosional dalam novel.
Di sinilah biasanya tokoh utama menghadapi masalah besar yang bikin kita ikut geregetan, sedih, atau tegang banget.
5. Resolusi
Setelah ketegangan memuncak, akhirnya masuk ke resolusi atau penyelesaian konflik. Di bagian ini, solusi mulai muncul, dan masalah yang dihadapi tokoh mulai menemui titik terang.
Resolusi ini bisa berupa happy ending, sad ending, atau bahkan ending menggantung yang bikin kamu kepikiran terus setelah baca novelnya.
6. Koda
Terakhir ada koda atau penutup, koda ini opsional, gak semua penulis mencantumkan bagian ini. Kalau ada, biasanya koda berisi pesan moral yang bisa dipetik dari cerita.
Tapi kalau gak ada, ya pembaca bisa bebas menafsirkan sendiri pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.
Unsur Intrinsik Novel
Selain strukturnya, novel juga punya unsur intrinsik yang bikin cerita jadi kuat dan bermakna. Unsur intrinsik adalah elemen-elemen yang berasal dari dalam cerita itu sendiri.
1. Tema
Tema adalah ide utama atau pokok pikiran dari cerita. Tema ini yang menjadi benang merah dalam seluruh cerita novel. Misalnya, tema percintaan, persahabatan, atau perjuangan hidup.
2. Tokoh dan Penokohan
- Tokoh adalah karakter yang berperan dalam cerita.
- Penokohan adalah cara penulis menggambarkan watak dan sifat tokoh melalui tindakan, dialog, dan gerak-gerik. Penokohan ini penting banget biar pembaca bisa “kenal” dengan tokoh-tokoh di dalam cerita.
3. Latar
Latar mencakup tempat, waktu, dan suasana dalam cerita. Latar ini bikin pembaca bisa ngerasain sendiri atmosfer dari cerita yang dibangun penulis.
4. Alur dan Plot
- Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita.
- Plot adalah urutan kejadian yang terhubung secara sebab-akibat. Kalau novel kamu punya plot twist, itu artinya ada kejutan dalam plot yang tak disangka-sangka oleh pembaca.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara penulis menyajikan cerita. Bisa menggunakan sudut pandang orang pertama (aku), orang ketiga, atau bahkan campuran. Sudut pandang ini yang bikin cerita jadi lebih personal atau lebih luas.
6. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau nilai yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Bisa berupa nasihat, kritik sosial, atau pelajaran hidup.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa mencakup pemilihan kata dan kalimat yang digunakan penulis. Gaya bahasa ini bikin cerita jadi lebih hidup dan punya karakter khas.
Unsur Ekstrinsik Novel
Selain unsur intrinsik, ada juga unsur ekstrinsik yang berasal dari luar cerit yang mempengaruhi karya sastra. Diantara unsur ekstrinsik novel adalah..
1. Nilai-Nilai Kehidupan
Dalam novel, kita bisa menemukan berbagai nilai kehidupan seperti:
- Nilai moral: Tentang baik-buruk perilaku
- Nilai sosial: Hubungan antarindividu di masyarakat
- Nilai budaya: Tradisi dan kebiasaan masyarakat
- Nilai estetika: Keindahan dalam karya sastra
2. Latar Belakang Pengarang
Latar belakang pengarang juga mempengaruhi cerita. Misalnya:
- Riwayat hidup: Pengalaman pribadi penulis
- Kondisi psikologis: Keadaan emosional penulis saat menulis
- Aliran sastra: Pengaruh genre atau gaya tertentu yang dianut penulis
3. Latar Belakang Masyarakat
Cerita dalam novel juga sering dipengaruhi oleh kondisi masyarakat saat novel itu ditulis, seperti:
- Kondisi politik: Situasi politik saat itu
- Ideologi negara: Pemikiran yang berkembang dalam masyarakat
- Kondisi sosial dan ekonomi: Masalah sosial atau ekonomi yang terjadi
Kaidah Kebahasaan Novel
Dalam sebuah novel, penulis gak asal nulis lho. Ada kaidah kebahasaan tertentu yang bikin ceritanya lebih hidup dan bermakna.
Berikut beberapa kaidah kebahasaan yang biasa digunakan..
1. Ungkapan
Ungkapan adalah gabungan kata yang maknanya tak bisa ditafsirkan dari kata per kata, melainkan sudah menyatu secara kiasan. Jadi, kamu nggak bisa memahami ungkapan dengan arti harfiah ya.
Nah, berikut contoh beberapa ungkapan yang sering dipakai..
- Buah pena → artinya karya tulis atau hasil karangan
- Naik daun → berarti sedang populer atau terkenal
- Tinggi hati → maknanya sombong atau angkuh
Ungkapan ini bikin novel terasa lebih puitis dan kaya makna, apalagi kalau penulisnya pintar menyisipkan ungkapan di dialog tokoh atau narasi cerita.
2. Majas
Majas adalah cara penulis memanfaatkan bahasa dengan berbagai ragam untuk menciptakan efek tertentu. Beberapa contoh majas yang sering muncul dalam novel misalnya..
- Majas personifikasi: Memberikan sifat manusia pada benda mati (contoh: “Angin berbisik lirih di telingaku”)
- Majas hiperbola: Mengungkapkan sesuatu secara berlebihan (contoh: “Rasanya jantungku mau meledak”)
- Majas metafora: Menggambarkan sesuatu dengan perbandingan langsung tanpa kata ‘seperti’ atau ‘bagaikan’ (contoh: “Kau adalah mentari di hatiku”)
Penggunaan majas bikin cerita jadi lebih ekspresif dan kadang mengundang emosi pembaca.
3. Peribahasa
Peribahasa adalah kumpulan kata atau kalimat tetap yang biasanya mengandung pesan atau nasihat. Berikut beberapa contoh peribahasa yang sering digunakan dalam novel..
- Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing → artinya suka dan duka dihadapi bersama-sama
- Bertepuk sebelah tangan → berarti kebaikan atau perasaan cinta yang hanya datang dari satu pihak
Peribahasa ini sering diselipkan di dalam dialog tokoh untuk memberikan nasihat atau menggambarkan situasi tertentu dengan lebih bijak.
Jenis-Jenis Novel
Setiap novel punya ciri khas tersendiri, tergantung dari genre dan isi ceritanya. Yuk, kita bahas berbagai jenis novel berdasarkan genre cerita dan juga tokohnya.
1. Jenis Novel Berdasarkan Genre Cerita
Berdasarkan tema atau alur ceritanya, novel dibagi menjadi beberapa genre menarik:
- Romance: Fokus pada kisah cinta dan hubungan antar karakter.
Contoh: Pride and Prejudice karya Jane Austen, Twilight karya Stephenie Meyer. - Horor: Cerita seram dengan elemen supranatural atau kejadian menakutkan.
Contoh: The Exorcist karya William Peter Blatty, IT karya Stephen King. - Fantasi: Mengajak pembaca masuk ke dunia khayalan.
Contoh: The Lord of The Rings karya J.R.R. Tolkien, Harry Potter karya J.K. Rowling. - Science Fiction (Sci-Fi): Menceritakan masa depan atau dunia yang penuh teknologi canggih.
Contoh: The War of the Worlds karya H.G. Wells. - Thriller: Penuh dengan aksi, kriminalitas, atau konspirasi yang bikin tegang.
Contoh: Da Vinci Code karya Dan Brown. - Komedi: Bertujuan menghibur dan membuat pembaca tertawa.
Contoh: The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy karya Douglas Adams. - Misteri: Cerita tentang teka-teki atau kejadian misterius.
Contoh: The Adventures of Sherlock Holmes karya Sir Arthur Conan Doyle. - Fan Fiction: Cerita yang ditulis oleh penggemar berdasarkan karakter atau dunia dari cerita lain.
Contoh: Karya-karya fan-fic di Wattpad. - Sejarah: Berlatar peristiwa sejarah atau tokoh penting.
Contoh: Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. - Inspiratif: Menceritakan kisah-kisah yang memberi motivasi dan inspirasi.
Contoh: Chicken Soup for the Soul karya Jack Canfield. - Petualangan: Penuh dengan aksi dan perjalanan seru.
Contoh: The Adventures of Tom Sawyer karya Mark Twain. - Psikologi: Menggali karakter dan perilaku manusia dari perspektif psikologis.
Contoh: One Flew Over the Cuckoo’s Nest karya Ken Kesey. - Keluarga: Menceritakan hubungan dan dinamika dalam keluarga.
Contoh: Little Women karya Louisa May Alcott.
2. Jenis Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya
Selain berdasarkan genre, novel juga bisa dibedakan berdasarkan isi dan tokohnya, seperti:
- Teenlit: Fokus pada kehidupan dan masalah remaja.
Contoh: Dear Nathan karya Erisca Febriani, Dealova karya Dyan Nuranindya. - Chicklit: Genre yang ditujukan untuk wanita dewasa, biasanya tentang kehidupan sehari-hari atau cinta.
Contoh: Bridget Jones’s Diary karya Helen Fielding. - Songlit: Novel yang diadaptasi dari lirik atau tema lagu.
Contoh: Sebelum Cahaya karya Karla M. Nashar, terinspirasi dari lagu Letto. - Metropop: Menggambarkan kehidupan masyarakat urban atau kota besar.
Contoh: Autumn in Paris karya Ilana Tan.
Penutup
Mungkin sampai disni yang bisa admin sampaikan tentnag novel. Semoga dengan apa yang admin sampaikan dapat memberikan jawaban untuk teman-teman, jika mungkin masih ada yang dibingungkan dari karya novel.
Jadi, novel mana nih yang paling sering kamu baca? Apapun pilihan kamu, yang penting tetap menikmati proses membaca dan belajar dari setiap cerita yang ada di dalamnya.