Pernah liat harga suatu barang di pasaran naik turun kayak roller coaster? Misalnya harga cabai yang mendadak melambung tinggi saat musim hujan, atau harga gadget yang lebih murah waktu ada promo besar-besaran.
Kalau kamu gak tau, semua fenomena ini sebenarnya bisa dijelaskan lewat konsep supply dan demand.
Dan kali ini admin ingin memberikan gambaran atau materi tentang supply dan demand. Pada konsep supply dan demand ini, kamu akan tau gimana interaksi antara produsen dan konsumen.
Lalu, apa sih emangnya istilah supply dan demand ini? Simak baik-baik penjelasan admin sampai selesai ya..
Pengertian Penawaran (Supply)
Supply atau penawaran adalah kesediaan penjual untuk menjual berbagai barang pada tingkat harga tertentu dan dalam waktu tertentu. Konsep ini berkaitan erat dengan hukum penawaran, yang berbunyi..
“Ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah barang yang ditawarkan juga akan meningkat, asalkan faktor lainnya tetap atau ceteris paribus.”
Yang artinya, kalau harga naik, penjual cenderung bakal ngasih lebih banyak barang ke pasar. Misalnya, kalau harga mangga naik, petani mangga lebih semangat untuk menjual hasil panennya karena keuntungannya lebih besar.
Sebaliknya, kalau harga menurun, mereka mungkin malah nahan barangnya atau gak dijual sama sekali.
Jadi, intinya penawaran ini memiliki hubungan positif atau berbanding lurus dengan harga. Tapi apa cuma harga aja yang ngaruh? Tentu tidak, ada banyak faktor lain yang juga ikut andil.
Faktor yang Mempengaruhi Penawaran (Supply)
Untuk faktor-faktor yang berpengaruh pada penawaran atau supply, berikut penjelasannya..
1. Harga Barang Itu Sendiri
Faktor utama yang memengaruhi penawaran tentu saja harga dari barang itu sendiri. Logikanya, kalau harga naik, produsen bakal lebih tertarik untuk menawarkan barangnya ke pasar.
Soalnya, keuntungan yang mereka dapet juga lebih gede. Sebaliknya, kalau harga barang turun, produsen bakal mikir dua kali untuk ngejual dalam jumlah banyak karena keuntungan yang didapat jadi lebih kecil.
Contohnya, saat harga minyak goreng melambung tinggi, pabrik-pabrik minyak memproduksi lebih banyak supaya mereka bisa maksimalin keuntungan. Tapi, kalau harga anjlok, mereka mungkin bakalan ngurangin produksinya.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Barang itu saling memengaruhi lho, misal ada petani yang bisa nanam jagung atau kacang-kacangan di lahannya. Kalau harga jagung naik, petani ini pasti bakalan milih nanam jagung lebih banyak karena lebih cuan.
Akibatnya, penawaran kacang jadi menurun.
Nah, faktor ini menunjukkan gimana barang lain yang memiliki hubungan substitusi atau pengganti, bisa memengaruhi jumlah penawaran. Jadi, selalu ada perbandingan untung-rugi di mata produsen.
3. Biaya Produksi
Tentu, memproduksi barang itu butuh modal kan? Mulai dari bahan baku, tenaga kerja, hingga operasional mesin.
Kalau biaya produksi naik, misal karena harga bahan baku yang melonjak, maka produsen bakalan kesulitan untuk memproduksi barang dalam jumlah besar. Efeknya, jumlah barang yang ditawarkan juga berkurang.
Sebaliknya, kalau biaya produksinya turun, misal karena ada diskon bahan baku atau efisiensi teknologi, produsen bakalan makin semangat buat nambah jumlah barang yang ditawarkan.
4. Tingkat Teknologi
Di jaman ini, teknologi memiliki peran besar dalam hal produksi. Perusahaan yang pake teknologi canggih biasanya bisa memproduksi barang lebih cepat dan efisien.
Selain itu, teknologi juga bisa nurunin biaya produksi lho.
Misalnya, pabrik tekstil yang makai mesin otomatis bisa memproduksi ribuan meter kain dalam waktu singkat dibandingkan dengan pabrik yang masih manual. Akibatnya, jumlah barang yang ditawarkan ke pasar jadi lebih banyak.
5. Jumlah Produsen
Semakin banyak produsen yang terjun di pasar, makin banyak pula barang yang ditawarkan. Contohnya, kalau ada banyak brand kopi susu kekinian yang buka di satu kota, otomatis jumlah kopi susu yang dijual di pasaran jadi melimpah.
Sebaliknya, kalau banyak produsen yang gulung tikar, jumlah barang yang ditawarkan pun ikut berkurang. Jadi, persaingan antar produsen ini juga ikut ngaruh ke jumlah barang di pasar ya.
6. Kebijakan Pemerintah
Pemerintah juga berperan penting dalam memengaruhi penawaran lewat kebijakan yang dibuat pada pajak dan subsidi.
- Pajak:
Kalau pemerintah naikin pajak untuk produsen, biaya produksi otomatis naik, dan jumlah barang yang ditawarkan jadi menurun. - Subsidi:
Sebaliknya, kalau pemerintah ngasih subsidi, produsen jadi punya biaya produksi yang lebih murah, sehingga mereka bisa naikin jumlah barang yang ditawarkan.
Contoh sederhananya, subsidi pupuk untuk petani. Dengan adanya subsidi, petani bisa memproduksi lebih banyak hasil tani dengan biaya lebih murah.
7. Faktor Alam
Kondisi alam tentu juga berpengaruh ya, terutama bagi sektor pertanian dan perikanan. Misal cuaca ekstrem atau bencana alam kayak banjir yang bisa bikin panen gagal total, akibatnya jumlah barang yang ditawarkan jadi menurun drastis.
Sebaliknya, kalau cuaca mendukung dan hasil panen melimpah, produsen bisa nawarin lebih banyak barang ke pasar. Jadi, alam juga memiliki faktor dalam urusan penawaran.
8. Prediksi Produsen tentang Kondisi pada Masa Mendatang
Produsen juga sering ngatur strategi berdasarkan prediksi harga. Misal kalau mereka yakin harga barang tertentu bakalan naik bulan depan, mereka bakalan nahan sebagian barangnya sekarang.
Tentu saja tujuannya agar produsen bisa menjual barang tersebut dengan harga yang lebih tinggi nantinya.
Sebaliknya, kalau mereka memprediksi harga bakalan turun, mereka mungkin bakal buru-buru menjual barang sebanyak-banyaknya atau cuci gudang sekarang biar nggak rugi nantinya.
Pengertian Permintaan (Demand)
Pernah tau kah, dimana suatu barang yang tiba-tiba jadi rebutan, padahal sebelumnya biasa aja? Jadi ini ada hubungannya dengan konsep demand alias permintaan.
Demand itu gampangnya adalah seberapa banyak barang atau jasa yang mau dan mampu dibeli oleh konsumen pada harga tertentu dan dalam waktu tertentu.
Sesuai dengan hukum permintaan, kalau harga barang naik, jumlah barang yang diminta cenderung menurun. Sebaliknya, kalau harga turun, jumlah barang yang diminta bakalan meningkat.
Hubungan ini bisa dibilang berbanding terbalik atau negatif. Tapi, hukum ini hanya berlaku dengan catatan, faktor lain dianggap tetap atau ceteris paribus.
Misal kamu lagi kepingin banget beli es krim, kalau harganya Rp5.000 per cone, pasti banyak yang antre beli. Tapi, coba bayangin kalau harganya naik jadi Rp20.000 per cone, kamu mungkin bakal pikir-pikir dulu kan yak?
Itulah kenapa permintaan ini sangat dipengaruhi oleh harga dan beberapa faktor lain.
Faktor yang Mempengaruhi Permintaan (Demand)
Sekarang untuk faktor-faktor yang berpengaruh akan demand atau permintaan, berikut diantaranya..
1. Harga Barang Itu Sendiri
Harga itu layaknya rem dan gas bagi permintaan. Kalau harga suatu barang turun, konsumen biasanya lebih bersemangat buat beli barang tersebut.
Tapi, kalau harga naik, ya otomatis permintaannya bakalan turun.
Contoh gampangnya, waktu ada diskon besar-besaran di toko online. Barang yang tadinya biasa aja mendadak jadi incaran banyak orang karena harganya murah.
Sebaliknya, kalau harganya mahal, cuma segelintir orang yang rela beli.
2. Harga Barang Lain yang Terkait
Barang itu sering kali tak berdiri sendiri, ada barang yang saling berhubungan, misalnya barang substitusi dan barang komplementer. Berikut penjelasannya..
- Barang Substitusi:
Barang ini berfungsi sebagai pengganti. Misalnya, kalau harga teh naik, orang mungkin bakal beralih ke kopi karena lebih murah.
Hubungannya bersifat positif, artinya kalau harga barang substitusi naik, permintaan barang ini juga naik. - Barang Komplementer:
Barang ini saling melengkapi contohnya mobil dan bensin. Kalau harga bensin naik, orang cenderung mikir ulang buat beli mobil baru.
Hubungannya bersifat negatif, jadi kalau harga barang komplementer naik, permintaan barang utama malah turun.
3. Tingkat Pendapatan
Pendapatan konsumen itu kayak jantungnya permintaan. Kalau pendapatan naik, daya beli konsumen juga ikutan meningkat.
Akibatnya, permintaan terhadap barang atau jasa jadi bertambah. Sebaliknya, kalau pendapatan turun, permintaan pun ya bakalan menurun.
Misalnya, seorang mahasiswa dengan uang saku Rp500.000 per bulan mungkin cuma mampu membeli baju seharga Rp100.000 sebulan sekali. Tapi, kalau dia udah kerja dan gajinya Rp5 juta per bulan, dia bisa membeli beberapa baju sekaligus tanpa perlu mikir panjang.
4. Selera Masyarakat
Selera atau tren juga berpengaruh lho ya. Barang yang lagi viral biasanya punya permintaan tinggi, bahkan kalau harganya gak murah sekalipun.
Misal waktu tren boba pertama kali booming, permintaan minuman ini pun langsung melonjak. Banyak orang dibela-belain antre panjang demi bisa membeli segelas boba yang lagi viral.
Tapi, kalau trennya udah mulai memudar, permintaan pun bakalan turun, meskipun harganya tetap.
5. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di suatu daerah atau negara juga memengaruhi tingkat permintaan. Semakin besar jumlah penduduk, ya pasti semakin besar pula jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan.
Kita ambil contoh, di kota besar dengan populasi padat seperti Jakarta, permintaan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, dan telur pasti tinggi. Sementara di daerah terpencil dengan jumlah penduduk yang sedikit, permintaan untuk barang yang sama cenderung lebih rendah.
6. Prediksi Konsumen tentang Kondisi pada Masa Mendatang
Kadang, keputusan konsumen untuk membeli barang itu tak hanya dipengaruhi harga saat ini aja, tapi juga prediksi akan harganya dimasa depan. Misal kalau konsumen yakin harga barang bakalan naik di masa depan, ya mereka bakal buru-buru membelinya sekarang.
Contoh lainnya, waktu ada isu kenaikan harga bahan bakar, banyak orang yang langsung beli bensin dalam jumlah banyak sebelum harga benar-benar naik. Hal ini membuat permintaan meningkat sementara dalam waktu singkat.
Penutup
Konsep supply dan demand adalah hal yang mendasar dalam dunia ekonomi, dua hal ini saling terkait dan membentuk keseimbangan di pasar. Jadi, kalau salah satunya berubah entah karena faktor harga, kebijakan pemerintah, atau tren masyarakat, otomatis pasar juga ikut bergerak.
Dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi permintaan ini, kedepannya kamu bisa lebih bijak dalam membuat keputusan ekonomi, baik sebagai konsumen maupun produsen.