Kalau ngomongin soal hewan, pasti kamu udah gak asing dengan istilah “vertebrata” dan “avertrebrata” kan? Apa coba? Hahaha..
Tapi kali ini admin akan berfokus ke hewan avertebrata dulu ya. Avertebrata atau invertebrata adalah istilah buat hewan-hewan yang gak punya tulang belakang.
Kalau kamu bayangin hewan tanpa tulang belakang, yang muncul di pikiran mungkin adalah cacing tanah, udang, atau mungkin ubur-ubur. Tapi, tau gak kalau ternyata hewan-hewan ini sangat beragam?
Mereka enggak hanya hidup di laut lho, banyak juga yang hidup di darat atau bahkan di udara.
Hewan avertebrata ini memiliki peran penting di dalam ekosistem. Mereka yang seringkali kita anggap sepele ini berperan dalam rantai makanan, menjaga keseimbangan alam, dan ada juga yang jadi bahan pangan kita.
Meskipun mereka gak punya tulang belakang seperti hewan vertebrata, struktur tubuh mereka yang unik justru membuat mereka bertahan hidup di berbagai kondisi lingkungan yang berbeda.
Jadi, apa sebenarnya hewan avertebrata itu? Simak baik-baik materi yang admin bagikan kali ini ya..
Apa Itu Hewan Avertebrata?
Hewan avertebrata atau invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau struktur vertebral seperti yang ada pada hewan vertebrata. Kalau kamu sering denger istilah vertebrata, itu merujuk pada hewan-hewan yang memiliki tulang belakang, seperti manusia, anjing, ikan, dan burung.
Sebaliknya, hewan avertebrata ini memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sederhana, dan sebagian besar di antaranya bahkan gak punya kerangka internal yang keras seperti tulang belakang.
Kalau kamu fikir semua hewan tanpa tulang belakang itu hidupnya di laut, jawabannya tentu saja tidak. Yah meskipun banyak jenis hewan avertebrata yang hidupnya di laut, seperti ubur-ubur dan terumbu karang, banyak juga yang hidup di darat, seperti serangga, cacing tanah, atau laba-laba.
Yang menarik, hewan avertebrata ini bisa sangat bervariasi, baik dalam bentuk, ukuran, bahkan cara hidupnya. Ada yang ukurannya cuma segede kepala jarum, ada juga yang bisa sebesar manusia (contohnya gurita).
Jadi, meskipun mereka gak punya tulang belakang, mereka tetap bisa bertahan hidup dengan caranya sendiri. Mereka hidup di hampir semua jenis ekosistem, dari yang paling ekstrem seperti gurun pasir hingga tempat yang paling dalam di lautan.
Ciri-Ciri Hewan Avertebrata
Setiap kelompok hewan pasti punya ciri khas masing-masing yang membedakannya dari kelompok lain. Begitu juga dengan hewan avertebrata. Berikut adalah beberapa ciri-ciri pada hampir semua hewan yang termasuk ke dalam kelompok avertebrata..
- Tidak Memiliki Tulang Belakang
Ciri utama yang membedakan mereka dengan hewan vertebrata. Tanpa tulang belakang, tubuh hewan avertebrata menjadi lebih fleksibel dan dapat bergerak dengan cara yang berbeda dari hewan vertebrata.
Gak punya tulang belakang bukan berarti mereka gak punya kerangka loh, beberapa hewan avertebrata justru memiliki kerangka luar yang sangat keras dan kokoh, seperti pada kerang atau kumbang. - Ukuran Tubuh yang Beragam
Avertebrata itu tubuhnya berukuran sangat beragam. Ada yang ukurannya sangat kecil dan hampir gak kelihatan, kayak kutu atau plankton, ada juga yang bisa tumbuh besar banget kayak gurita atau bintang laut. - Sistem Saraf yang Sederhana
Kebanyakan hewan avertebrata memiliki sistem saraf yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan hewan vertebrata. Namun, meskipun sistem sarafnya lebih sederhana, mereka tetap bisa menjalankan fungsi-fungsi penting dalam tubuh mereka, seperti bergerak, mencari makan, dan berkembang biak. - Reproduksi yang Beragam
Sistem reproduksi pada hewan avertebrata juga bisa sangat bervariasi, ada yang berkembang biak secara seksual, ada juga yang berkembang biak secara aseksual.
Bahkan, beberapa hewan avertebrata bisa berkembang biak hanya dengan memotong tubuhnya menjadi dua, dan masing-masing bagian tubuhnya akan tumbuh menjadi individu baru. - Memiliki Kerangka Luar (Eksoskeleton)
Beberapa hewan avertebrata, seperti serangga dan arthropoda lainnya, memiliki kerangka luar yang keras yang disebut eksoskeleton. Kerangka luar ini berfungsi untuk melindungi tubuh mereka dan memberikan dukungan struktur, meskipun mereka tidak memiliki tulang belakang. - Bervariasi dalam Simetri Tubuh
Ssimetri tubuh hewan avertebrata juga berbeda-beda, beberapa hewan seperti udang atau serangga memiliki simetri bilateral. Sementara seperti bintang laut atau ubur-ubur memiliki simetri radial.
Klasifikasi Hewan Avertebrata
Hewan avertebrata di klasifikasikan berdasarkan beberapa ciri penting, seperti lapisan tubuh, rongga tubuh, simetri tubuh, dan sistem reproduksi. Berikut penjelasannya satu persatu..
1. Lapisan Tubuh
Pertama, lapisan tubuh ini adalah lapisan-lapisan yang membentuk tubuh hewan avertebrata dari bagian dalam ke luar. Berdasarkan lapisan tubuhnya, hewan-hewan avertebrata bisa dibagi menjadi dua kelompok utama: diploblastik dan triploblastik.
a. Diploblastik
Hewan-hewan yang termasuk dalam kelompok ini memiliki dua lapisan tubuh, yaitu endoderm (lapisan dalam) dan eksoderm (lapisan luar). Hewan-hewan ini umumnya cukup sederhana dan cenderung primitif, seperti ubur-ubur, hidra, dan karang.
Meski demikian, meski mereka terlihat lebih primitif, mereka tetap memiliki kemampuan bertahan hidup yang luar biasa di lingkungan mereka.
b. Triploblastik
Berbeda dengan kelompok diploblastik, hewan triploblastik memiliki tiga lapisan tubuh, yaitu endoderm, eksoderm, dan mesoderm (lapisan tengah). Dengan tiga lapisan ini, tubuh hewan triploblastik lebih kompleks dan terstruktur dengan baik.
Contoh hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah cacing tanah, kerang-kerangan, bintang laut, dan arthropoda. Dengan adanya lapisan mesoderm, hewan-hewan ini mempunyai sistem tubuh yang lebih terorganisir dan fungsional, termasuk dalam hal sirkulasi dan pergerakan.
2. Rongga Tubuh
Rongga tubuh adalah ruang yang ada di dalam tubuh hewan, yang memisahkan organ-organ tubuh dengan dinding tubuh luar. Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh serta jenisnya, hewan avertebrata bisa dibagi menjadi tiga kelompok..
a. Aselomata
Aselomata adalah hewan yang tidak memiliki rongga tubuh sama sekali antara saluran pencernaan dan dinding tubuh luar. Organ-organ tubuh mereka langsung terhubung dengan dinding tubuh, tanpa ada ruang yang mengelilinginya.
Ciri ini seringkali ditemukan pada hewan-hewan yang lebih sederhana. Cacing pipih (Platyhelminthes) adalah contoh hewan aselomata, mereka cenderung memiliki tubuh pipih dan tidak ada rongga tubuh yang jelas.
b. Pseudoselomata
Pseudoselomata adalah hewan yang memiliki rongga tubuh yang disebut rongga semu. Jadi, rongga tubuh mereka memang ada, tapi rongga tersebut gak sepenuhnya terbuat dari jaringan mesoderm seperti pada hewan selomata.
Rongga ini hanya terisi oleh cairan dan berfungsi untuk memisahkan organ-organ tubuh dari dinding tubuh luar. Rotifera dan nematoda (seperti cacing gelang) adalah contoh hewan dengan rongga semu ini.
Walaupun rongga tubuh mereka tidak sepenuhnya terbentuk seperti selomata, mereka tetap memiliki sistem tubuh yang memungkinkan mereka untuk berkembang dengan baik di lingkungan mereka.
c. Selomata
Hewan-hewan dalam kelompok selomata memiliki rongga tubuh sejati yang sepenuhnya terpisah dari dinding tubuh mereka. Rongga ini terisi oleh cairan dan dibatasi oleh jaringan mesoderm yang ada di tubuh mereka.
Hewan selomata memiliki struktur tubuh yang lebih canggih, dimana sistem organ mereka lebih kompleks dan terorganisir. Contoh hewan yang termasuk dalam kelompok selomata adalah mollusca (kerang, cumi-cumi), annelida (cacing tanah), arthropoda (serangga, udang), dan echinodermata (bintang laut).
Dengan rongga tubuh yang lebih terstruktur, hewan-hewan ini bisa berkembang lebih baik dalam berbagai kondisi lingkungan.
3. Simetri Tubuh
Simetri tubuh merujuk pada bagaimana tubuh hewan bisa dibagi menjadi bagian-bagian yang seimbang jika dipotong di berbagai arah. Hewan-hewan avertebrata memiliki dua jenis simetri tubuh yang berbeda, yaitu simetri bilateral dan simetri radial.
a. Simetri Bilateral
Hewan yang memiliki simetri bilateral memiliki tubuh yang bisa dibagi menjadi dua bagian yang seimbang jika dipotong dari tengah, baik secara vertikal atau horizontal. Hewan-hewan ini cenderung memiliki tubuh yang lebih terorganisir dan bisa bergerak lebih efisien.
Contoh hewan dengan simetri bilateral adalah udang, lobster, bekicot, dan serangga.
b. Simetri Radial
Hewan dengan simetri radial memiliki tubuh yang bisa dibagi menjadi bagian-bagian yang seimbang jika dipotong dari beberapa arah, melalui poros tengah tubuh. Hewan-hewan ini cenderung lebih statis dan banyak ditemukan di lingkungan laut.
Beberapa contoh hewan dengan simetri radial adalah bintang laut, bulubabi, ubur-ubur, dan hidra. Simetri radial ini memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dengan cara yang sangat efisien di lingkungan mereka yang lebih pasif, seperti di dasar laut atau perairan yang tenang.
4. Sistem Reproduksi
Terakhir, adalah klasifikasi dari sistem reproduksi. Seperti halnya hewan-hewan lain, sistem reproduksi pada hewan avertebrata sangat bervariasi, tergantung pada jenisnya.
Secara umum, hewan-hewan ini bisa berkembang biak dengan dua cara utama yaitu seksual dan aseksual.
a. Reproduksi Seksual
Sebagian besar hewan avertebrata berkembang biak secara seksual, yang melibatkan gamet jantan dan betina untuk membentuk individu baru. Proses ini biasanya melibatkan perkawinan antara si jantan dan betina, yang menghasilkan telur dan sperma yang bergabung untuk menghasilkan keturunan.
Contoh hewan yang berkembang biak secara seksual antara lain udang, serangga, dan arthropoda lainnya.
b. Reproduksi Aseksual
Selain itu, banyak juga hewan avertebrata yang bisa berkembang biak secara aseksual, yaitu tanpa melibatkan perkawinan. Salah satu bentuk reproduksi aseksual yang cukup menarik adalah fragmentasi, yang biasa terjadi pada beberapa jenis cacing, seperti planaria.
Pada proses fragmentasi, tubuh hewan dapat terpotong menjadi dua bagian, dan masing-masing bagian akan tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi aseksual ini memungkinkan hewan-hewan ini untuk berkembang biak dengan cepat dalam kondisi yang menguntungkan.
Penutup
Mungkin, hewan avertebrata bisa dibilang sebagai makhluk hidup yang tersembunyi dari manusia. Tapi siapa sangka, bahkan mereka pun berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem kita, dari menjaga kesuburan tanah hingga menjadi bagian penting dalam rantai makanan laut.
Mereka mungkin gak punya tulang belakang, tapi kemampuan bertahan hidup mereka justru luar biasa dan patut kita hargai. Gak hanya sebagai makhluk yang ada di sekitar kita, tapi juga sebagai bagian dari keajaiban alam yang harus kita jaga.