Hukum Nun Mati dan Tanwin serta Cara Membacanya

Ketika kamu belajar di majelis pendidikan, pasti kamu pernah diajari tentang hukum nun mati dan tanwin. Apalagi kalau kamu sering baca Al-Qur’an, kamu pasti sering bertemu istilah nun mati atau tanwin.

Nah, buat yang lagi belajar tajwid atau memperdalam ilmu agama, memahami hukum nun mati dan tanwin ini penting banget lho. Kenapa? Karena selain bisa bikin bacaan Al-Qur’an kita lebih benar, dengan menguasai ilmu ini, kita juga bisa lebih meresapi makna dari setiap ayat yang kita baca.

Kebetulan sekali, jika kamu ingin memperdalam pemahaman tentang hukum nun mati dan Tanwin. Dikesempatan kali ini admin akan membahas tentang berbagai hukum bacaan nun mati dan tanwin, lengkap dengan contoh-contohnya.

Jadi, yuk simak baik-baik ya, siapa tahu bisa jadi bekal kamu buat semakin memperbaiki bacaan Al-Qur’an deh!

Pengertian Hukum Nun Mati dan Tanwin

Sebelum masuk ke pembahasan lebih dalam, alangkah lebih baik kalau kita mengetahui terlebih dahulu apa itu hukum nun mati dan tanwin. Jadi, nun mati itu adalah huruf nun yang nggak ada harakatnya, alias nggak ada tanda fathah, kasrah, atau dhammah.

Biasanya, nun mati ini punya tanda berupa bulatan kecil di atasnya, dan biasanya dibaca sebagai akhiran “-n”.

Nah, kalau tanwin itu beda lagi. Tanwin adalah tanda harakat ganda yang juga dibaca mirip dengan nun mati, yakni berbunyi “-n” di akhir kata. Tanda-tanda tanwin ini ada tiga macam, yaitu fathatain (ـًـ), kasratain (ـٍـ), dan dhamatain (ـٌـ).

Jadi, secara sederhana, baik nun mati maupun tanwin, keduanya dibaca dengan bunyi “-n” di akhir kata, tapi dengan aturan yang berbeda tergantung situasi huruf setelahnya.

Macam-Macam Hukum Nun Mati dan Tanwin Beserta Contohnya

Ada empat jenis hukum bacaan yang berlaku ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf-huruf tertentu. Keempat hukum ini adalah Izhar, Idgham, Iqlab, danIkhfa. Yuk kita bahas satu per satu biar makin paham.

1. Hukum Bacaan Izhar

Yang pertama adalah hukum Izhar. Kalau dari segi bahasa, kata Izhar itu artinya jelas atau nampak. Jadi, sesuai artinya, dalam hukum ini, nun mati atau tanwin harus dibaca dengan jelas, tanpa dipengaruhi oleh huruf setelahnya.

Izhar ini berlaku ketika nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf halqi atau huruf tenggorokan.

Dan untuk huruf Izhar itu ada enam, yaitu:

  • Ha (ح)
  • Kha (خ)
  • Ain (ع)
  • Ghain (غ)
  • Ha (ه)
  • Hamzah (ء)

Contohnya seperti pada potongan ayat dari QS. Yasin ayat 9..

Cara bacanya: wa min khalfihim saddan.

Nah, di sini kamu bisa lihat kalau ada nun mati (نْ) yang bertemu huruf kha (خ). Karena kedua huruf bertemu, maka cara bacanya harus jelas atau nampak, nggak boleh ada perubahan suara. Jadi, huruf nun tetap dibaca dengan bunyi “n” yang jelas.

2. Hukum Bacaan Idgham

Sekarang kita masuk ke hukum yang kedua dalam tajwid nun mati dan tanwin, yaitu Idgham. Secara bahasa, Idgham itu artinya memasukkan atau melebur.

Sedangkan kalau dari segi istilah dalam ilmu tajwid, Idgham adalah memasukkan huruf mati ke dalam huruf yang berharakat sehingga keduanya menyatu menjadi satu huruf yang dibaca dengan tasydid (ganda) dan diucapkan dalam satu suara.

Jadi, kalau kamu ketemu nun mati atau tanwin yang berhadapan dengan huruf-huruf Idgham, mereka nggak dibaca terpisah, melainkan dilebur jadi satu bacaan aja.

Secara gampangnya, Idgham itu adalah proses meleburkan atau menggabungkan bunyi nun mati atau tanwin dengan huruf setelahnya. Ada aturan-aturan khusus yang menentukan huruf mana yang bisa dilebur atau tidak.

Jenis-Jenis Idgham

Nah Idgham sendiri ada dua jenis, yaitu Idgham Bighunnah dan Idgham Bilaghunnah. Masing-masing punya aturan yang berbeda, untuk lebih detailnya silahkan kamu simak dibawah ini..

a. Idgham Bighunnah

Dalam bahasa Arab, kata ghunnah berarti dengung. Jadi, sesuai namanya, Idgham Bighunnah adalah hukum bacaan yang harus dibaca dengan mendengung.

Bacaan ini biasanya terdengar lebih lembut dan bernada karena ada dengungan selama 2 harakat (atau sekitar 1 alif).

Huruf-huruf yang termasuk dalam Idgham Bighunnah ada empat yaitu..

  • wau (و)
  • mim (م)
  • nun (ن)
  • ya (ي)

Nah, hukum Idgham Bighunnah ini berlaku kalau nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf-huruf tersebut, dengan catatan tidak dalam satu kata. Kalau mereka ketemu dalam satu kata, bacaan harus tetap dibaca jelas tanpa didengungkan.

Misalnya dalam potongan ayat dari QS. Al-Hasyr ayat 6..

Cara membacanya: wa lākinnallāha yusalliṭu rusulahụ ‘alā may yasyā`.

Di sini, nun mati (نْ) bertemu dengan huruf ya (ي) dalam kata yang berbeda. Nah, karena nggak satu kata, makanya bacaan ini harus didengungkan selama 2 harakat atau 1 alif (kurang lebih 3 ketukan). Jadinya, terdengar ada semacam getaran suara yang khas.

b. Idgham Bilaghunnah

Sekarang kita masuk ke jenis Idgham yang kedua, yaitu Idgham Bilaghunnah. Kebalikan dari Idgham Bighunnah, Bilaghunnah berarti tanpa dengung.

Jadi, kalau bacaan nun mati atau tanwin ketemu dengan huruf Idgham Bilaghunnah, nggak ada tuh suara mendengung yang terdengar, semuanya dibaca lebih tegas dan jelas.

Huruf-huruf yang termasuk dalam Idgham Bilaghunnah cuma ada dua, yaitu:

  • la (ل)
  • ra (ر)

Contohnya, bisa kita lihat dalam potongan QS. Al-Kahfi ayat 2..

Cara membacanya adalah: qayyimal liyundżira ba’san.

Di sini, ada fathatain (ـًـ) yang bertemu dengan huruf la (ل), maka tanwin tersebut dilebur ke dalam huruf la tanpa dengung. Jadi, bacanya nggak mendengung seperti Idgham Bighunnah, tapi tetap harus terdengar menyatu dengan huruf yang setelahnya.

3. Hukum Bacaan Iqlab

Sekarang, kita lanjut ke Iqlab, Iqlab memiliki arti mengubah atau mengganti. Dalam tajwid, Iqlab berarti mengganti atau menukar nun mati atau tanwin menjadi huruf mim mati (م), dengan tambahan dengung. Hukum ini berlaku saat nun mati atau tanwin bertemu dengan huruf ba (ب).

Misalnya, dalam potongan QS. Al-Maidah: 39:

Cara membacanya: fa man tāba mim ba‘di ẓulmihī.

Karena nun mati (نْ) ketemu dengan huruf ba (ب), maka nun sukun tersebut diganti menjadi mim sukun dan dibaca dengan dengung.

4. Hukum Bacaan Ikhfa

Yang terakhir adalah Ikhfa. Kata Ikhfa secara bahasa berarti menyembunyikan. Dalam hukum bacaan tajwid, Ikhfa artinya menyamarkan bacaan nun mati atau tanwin sehingga terdengar samar-samar antara jelas dan dengung, biasanya dibaca sepanjang 2 harakat.

Ikhfa berlaku kalau nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf Ikhfa, yaitu..

  • kaf (ك)
  • qaf (ق)
  • fa (ف)
  • zha (ظ)
  • tha (ط)
  • dhad (ض)
  • shad (ص)
  • syin (ش)
  • sin (س)
  • za (ز)
  • dzal (ذ)
  • dal (د)
  • jim (ج)
  • tsa (ث)
  • ta (ت)

Contohnya bisa kamu lihat dalam QS. An-Nisa ayat 2..

Cara membacanya adalah: innahụ kāna ḥụbang kabīrā.

Di sini, fathatain bertemu dengan huruf kaf (ك), sehingga bacaan tanwin jadi samar-samar atau ikhfa.

Penutup

Mungkin sampai disini ya, apa yang bisa admin sampaikan tentang pembahasan tentang hukum nun mati dan tanwin. Semoga sampai disini dapat memberikan pencerahan untuk teman-teman dan bisa bikin kamu makin paham ya.

Sekarang, kalau kamu lagi baca Al-Qur’an, kamu udah nggak bingung lagi deh kalau ketemu sama nun mati atau tanwin. Yang penting, sering-sering latihan aja biar makin lancar dan mantap bacaan Al-Qur’an-nya.

Buat kamu yang masih mau memperdalam lagi ilmu tajwid, jangan berhenti belajar ya! Masih banyak kok aturan-aturan lain yang juga penting buat dipelajari, biar bacaan kita makin sempurna.

Terus semangat dan jangan lupa, semua ini kita pelajari bukan cuma buat memperindah bacaan, tapi juga biar makna dari setiap ayat yang kita baca bisa kita hayati lebih dalam.