Guys, pernah gak sih kepikiran, kenapa negara bisa beli barang dari luar negeri? Atau gimana caranya Indonesia bayar utang ke luar negeri, dan ngatur hubungan dagang dengan negara lain? Nah, semua itu gak lepas dari yang namanya devisa. Istilah ini mungkin sering banget kamu denger di pelajaran ekonomi atau berita-berita keuangan, tapi masih banyak juga lho yang belum benar-benar paham makna dan perannya dalam ekonomi negara.
Devisa ini penting banget, ibaratnya kayak “tabungan internasional” yang bisa dipakai negara buat berbagai keperluan luar negeri. Mulai dari bayar utang, impor barang, sampai biayain kedutaan di negara lain, semua butuh devisa. Dan yang lebih keren lagi, devisa juga bisa jadi indikator seberapa kuat ekonomi suatu negara. Makin besar cadangan devisanya, makin leluasa juga negara bergerak di kancah global.
Makanya, di artikel ini kita bakal kupas tuntas soal pengertian devisa, fungsi-fungsinya, dan jenis-jenis devisa secara santai tapi tetap lengkap. Jadi, buat kamu yang lagi belajar ekonomi kelas 11 atau sekadar pengen tahu soal peran devisa dalam kehidupan negara, yuk simak baik-baik penjelasannya.
Pengertian Devisa
Jadi, apa coba devisa?
Penjelasan gampangnya, devisa adalah segala macam alat pembayaran yang bisa dipakai buat transaksi internasional. Alat pembayarannya pun yang hanya yang diakui secara resmi di dunia internasional.
Contohnya ya valuta asing (valas) seperti Dolar AS, Yen Jepang, Euro, atau Poundsterling Inggris, terus bisa juga emas, dan surat-surat berharga internasional.
Tapi gak semua mata uang asing otomatis dianggap devisa. Mata uang asing baru bisa disebut devisa kalau udah tercatat secara resmi di Bank Indonesia dan bernilai tukar (kurs) yang sah.
Jadi, semisal kamu punya mata uang negara yang gak diakui dunia, ya jelas gak bisa dianggap devisa, walau secara teknis itu uang asing.
Kesimpulannya, devisa adalah alat bayar dunia yang jadi pegangan negara untuk semua urusan lintas negara. Mau itu impor barang, bayar utang luar negeri, atau buat ngebantu nge-stabilin nilai tukar rupiah, semuanya butuh devisa.
Fungsi Devisa
Sedangkan fungsi dari devisa berikut diantaranya..
1. Sebagai Alat Tukar Internasional
Bayangkan kamu ngimpor barang dari Jepang, masa iya mau bayar pake rupiah? Belum tentu mereka mau nerima, kan?
Di sinilah devisa berperan sebagai alat tukar yang sah dan diakui oleh negara lain. Biasanya sih pakai US Dollar karena mata uang ini yang paling umum dipakai di transaksi global.
2. Untuk Membayar Barang dan Jasa Impor
Negara kita tentu gak bisa membuat semuanya sendiri. Banyak barang dan jasa yang harus diimpor dari luar, seperti mesin, alat kesehatan, teknologi, bahkan bahan baku industri.
Dan semua pembayarannya tentu aja juga gunain devisa.
3. Untuk Membayar Cicilan Utang Luar Negeri
Namanya juga negara berkembang, pasti punya utang luar negeri. Dan setiap cicilan atau bunga dari pinjaman itu harus dibayar dalam bentuk valuta asing.
Jadi ya devisa adalah alat utama buat melunasi kewajiban utang ke negara atau lembaga asing.
4. Menstabilkan Nilai Mata Uang
Kalau nilai tukar rupiah tiba-tiba anjlok, Bank Indonesia bisa meng-intervensi dengan melepas cadangan devisa ke pasar agar permintaan terhadap rupiah naik lagi. Jadi, devisa juga dipakai buat menstabilkan nilai tukar mata uang nasional supaya tak terlalu fluktuatif.
5. Untuk Pembiayaan Hubungan Luar Negeri
Jika mau membuka kedutaan besar di luar negeri, atau ngirim diplomat buat ngehadiri forum internasional tentu butuh biaya. Dan biayanya tentu aja dalam bentuk devisa, karena dilakukan di luar negeri dan harus bayar dengan mata uang asing.
6. Sebagai Sumber Pendapatan Negara
Devisa yang diperoleh dari ekspor, wisata, jasa internasional, dan lainnya bakalan masuk ke kas negara dan bisa dipakai buat pembiayaan pembangunan nasional. Jadi, makin besar devisa yang masuk, makin banyak juga proyek pembangunan yang bisa digarap negara.
Jenis-Jenis Devisa
Dilihat dari sumber dan wujudnya, devisa bisa dibagi jadi beberapa jenis, berikut diantaranya..
a. Jenis Devisa Berdasarkan Sumbernya
1. Devisa Kredit
Devisa kredit didapat dari sumber-sumber yang ada kewajiban untuk dibayar kembali. Misal utang luar negeri, tabungan dari warga negara di luar negeri, atau penanaman modal asing.
Jadi intinya ya meski devisa ini masuk ke kas negara, suatu saat tetep harus dikembalikan atau dibayar.
Contoh nyatanya, pemerintah dapet pinjaman dari Bank Dunia, lalu dananya dipakai buat pembangunan di dalam negeri. Jadi ya uang pinjaman itu masuk sebagai devisa kredit.
2. Devisa Umum
Kalau devisa umum beda lagi, sumbernya tak mengharuskan negara buat ngebalikin atau bayar lagi. Bisa dibilang, ini devisa murni hasil usaha negara, bisa dari hasil ekspor barang, jasa internasional, atau pariwisata.
Makin aktif kegiatan ekonomi internasional suatu negara, makin gede juga devisa umum yang dikumpulkan.
b. Jenis Devisa Berdasarkan Wujudnya
1. Devisa Kartal
Jenis devisa ini bentuknya fisik, yaitu uang kertas atau uang logam dari mata uang asing. Biasanya dipakai buat transaksi langsung di luar negeri atau ditukarkan di money changer.
Misal kalau kamu punya lembaran dolar, jadi ya masuknya ke devisa kartal.
2. Devisa Giral
Sedangkan devisa giral dalam bentuk uang tunai, tapi berupa surat berharga atau dokumen pembayaran. Contohnya wesel, cek perjalanan (travellers cheque), cek luar negeri, dan International Money Order (IMO).
Meski tak berbentuk uang langsung, nilainya tetep bisa dipakai buat transaksi internasional.
Sumber Penerimaan Devisa
Terus, darimana datangnya devisa buat suatu negara? Devisa layaknya darah segar bagi keuangan negara, makin banyak masuk, makin sehat juga ekonominya.
Berikut sumber-sumber dari penerimaan devisa…
a. Kegiatan Ekspor
Ekspor tentu sangat penting buat pemasukan devisa. Dari sinilah negara bisa dapetin mata uang asing secara langsung dari penjualan barang ke luar negeri.
Misal Indonesia ngekspor kelapa sawit, batu bara, kopi, karet, tekstil, sampai produk perikanan, semuanya dibayar pakai mata uang asing—dan itu otomatis masuk sebagai devisa. Makin banyak ngekspor, ya makin deres juga aliran devisa masuk ke negara.
Bahkan, ekspor jasa juga termasuk devisa lho. Misal kalau ada animator Indonesia yang kerja sama dengan perusahaan luar negeri, trus bayarannya pakai dolar, ya itu juga dihitung sebagai devisa masuk.
b. Transaksi Jasa
Tak semua negara punya kekayaan sumber daya alam melimpah. Tapi ya bukan berarti gak bisa punya devisa yang besar.
Contohnya Singapura—negara kecil, tapi devisanya melimpah ruah karena mereka jago banget di sektor jasa. Transaksi jasa yang menghasilkan devisa pun banyak bentuknya.
Misalnya..
- Jasa pengiriman barang (logistik internasional)
- Jasa keuangan dan perbankan antarnegara
- Jasa pelabuhan laut dan bandara internasional
- Jasa pendidikan atau training untuk warga negara asing
- Kapal-kapal layar atau pesiar internasional yang bersandar di pelabuhan kita
c. Kegiatan Pariwisata
Pariwisata juga termasuk salah satu sumber devisa bagi negara. Begitu turis mancanegara datang ke Indonesia dan nukerin mata uang negaranya ke rupiah, otomatis langsung ngasih sumbangan ke devisa negara.
Bayangkan mereka nginep di hotel, makan di restoran lokal, belanja oleh-oleh, ikut tour keliling Bali, Lombok, atau Raja Ampat—semua uang yang mereka keluarkan itu masuk ke sirkulasi ekonomi dalam bentuk devisa.
Makanya, banyak negara berlomba-lomba memoles destinasi wisatanya biar bisa menarik turis asing sebanyak mungkin. Karena selain ngasih efek positif ke ekonomi lokal, mereka pun jadi penyumbang devisa yang besar.
d. Pendanaan Luar Negeri
Sedangkan pendanaan luar negeri mencakup dua hal, yaitu pinjaman luar negeri dan investasi asing.
Untuk negara berkembang kayak Indonesia, tentu masih butuh pinjaman luar negeri, apalagi buat proyek-proyek infrastruktur besar. Dana pinjaman yang biasanya masuk dalam bentuk dolar atau mata uang asing lainnya, juga dihitung sebagai devisa.
Sementara kalau dari sisi investasi, misal kalau perusahaan asing tanam modal di Indonesia, otomatis mereka masukin dana dalam bentuk valuta asing juga. Entah itu buat bangun pabrik, buka cabang, atau beli saham, semua masuk ke kategori penerimaan devisa.
e. Hibah dan Hadiah dari Luar Negeri
Kadang, negara juga bisa dapat hibah atau hadiah dari pihak luar negeri, kayak lembaga internasional, negara sahabat, atau organisasi dunia. Dan kalau hibah itu diberikan dalam bentuk mata uang asing, secara otomatis cadangan devisa pun akan nambah.
Uniknya, hibah sifatnya tidak mengikat, yang berarti gak ada kewajiban bayar balik. Ya bisa dibilang semacam bonus yang dikasih atas dasar bantuan kemanusiaan, kerja sama antarnegara, atau dukungan terhadap proyek-proyek tertentu.
Meski nilainya tak selalu besar, tapi tetap jadi salah satu bentuk penerimaan devisa yang patut disyukuri.
f. Bunga atau Pendapatan dari Investasi di Luar Negeri
Terakhir ada devisa yang datangnya dari warga negara atau perusahaan Indonesia yang berinvestasi di luar negeri. Misal BUMN atau perusahaan swasta nasional yang buka usaha di Australia, terus dapet laba, dividen, atau bunga, maka penghasilannya bisa dibawa pulang ke Indonesia sebagai devisa.
Atau warga Indonesia yang punya tabungan atau deposito di luar negeri dan dapet bunga—itu pun bisa dihitung sebagai sumber devisa kalau uangnya dikirim balik ke Indonesia.
Jadi, makin banyak warga negara yang go-global dan sukses berbisnis di luar, makin banyak pula potensi devisa yang bisa dikumpulkan.
Penutup
Jadi, devisa tentu sangat krusial guna menjaga kesehatan ekonomi nasional. Maka dari itu, ayo kita dukung kegiatan-kegiatan yang bisa ningkatin devisa negara—kayak beli produk lokal biar ekspor kita meningkat, mempromosikan wisata Indonesia ke dunia, atau bahkan berani go internasional dengan karya sendiri.
Siapa tahu, salah satu dari kalian nanti jadi penyumbang devisa terbesar buat Indonesia.