Pengertian Protein: Sifat, Struktur, Jenis & Fungsinya

Protein, protein, protein, pasti kamu sering ngedenger istilah ini kan? Sebenarnya apa sih protein itu? Dan kenapa sering banget disebut-sebut didalam dunia kesehatan dan nutrisi?

Jadi, seperti yang sering kamu denger, protein berperan penting buat tubuh kita. Mulai dari pembentukan otot sampai perannya dalam ngebantu tubuh kita melawan penyakit.

Kali ini, admin berkesempatan untuk membahas secara detail tentang protein. Jadi, kalo teman-teman lagi nyari materi tentang protein, baik pengertiannya, fungsinya, sampai strukturnya, simak terus penjelasan admin kali ini..

Apa itu Protein?

Sebelum masuk ke penjelasan fungsi, struktur dll, tentu kita perlu paham dulu ya pengertiannya. Jadi, protein adalah makromolekul alias molekul besar yang tersusun dari asam amino yang terhubung satu sama lain lewat ikatan peptida.

Kalau diibaratkan, protein layaknya rangkaian rantai panjang yang terbentuk dari ratusan bahkan ribuan mata rantai kecil, yaitu asam amino.

Ikatan yang terjadi di dalam protein tak hanya sebatas ikatan peptida aja lho. Ada juga ikatan hidrogen, disulfida, sampai ikatan ion kalau di dalamnya ada logam tertentu, misal ion Fe³⁺ yang ada di hemoglobin dalam darah kita.

Intinya, protein adalah bahan utama yang membentuk tubuh kita dan punya banyak banget fungsi yang nggak bisa disepelekan.

Fungsi Protein

Protein bisa diibaratkan sebagai alat serba bisa yang ada di tubuh kita. Yup, protein punya banyak banget fungsi penting yang ngebuat tubuh kita bisa bekerja dengan optimal.

Berikut 8 fungsi dari protein..

1. Sebagai Enzim

Protein berperan sebagai biokatalis, alias mempercepat berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Contohnya, di dalam tubuh kita ada enzim amilase yang bertugas memecah karbohidrat, agar lebih gampang diserap tubuh.

Jadi, kalau nggak ada protein yang berperan sebagai enzim, proses metabolisme bakalan lambat banget guys.

2. Sebagai Alat Angkut (Protein Transport)

Pernah dengar tentang hemoglobin di darah? Protein yang satu ini bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Selain itu, ada juga mioglobin yang berperan dalam mengangkut ion besi ke dalam hati.

3. Sebagai Pengatur Gerakan (Protein Kontraktil)

Gerakan otot kita bisa terjadi karena adanya dua jenis protein, yaitu aktin dan miosin, yang saling bergesekan sehingga memungkinkan otot berkontraksi dan rileks. Makanya, kalau kekurangan protein, bisa-bisa kita jadi lemas dan gampang capek.

4. Sebagai Penyusun Jaringan (Protein Struktural)

Protein juga berperan penting dalam pembentukan struktur tubuh kita, misal  keratin di kulit, rambut, dan kuku. Ada juga kolagen, protein struktural yang menjaga kekuatan dan elastisitas jaringan ikat seperti tendon dan ligamen.

5. Sebagai Cadangan Energi

Selain karbohidrat dan lemak, protein juga bisa digunakan sebagai sumber energi cadangan, terutama saat tubuh kekurangan asupan energi utama. Misalnya, pada kondisi ekstrem pas kita lagi puasa atau diet ketat.

6. Sebagai Antibodi (Protein Antibodi)

Berperan dalam melindungi tubuh dari serangan virus dan bakteri, protein berperan dalam membentuk antibodi seperti imunoglobulin. Jadi, protein juga jadi pasukan pertahanan di tubuh kita.

7. Sebagai Pengatur Reaksi (Protein Pengatur)

Ada juga protein yang bertugas sebagai hormon, seperti insulin, yang berperan dalam mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Tanpa protein ini, kadar gula bisa naik turun gak karuan.

8. Sebagai Pengendali Pertumbuhan

Protein juga membantu dalam proses pengendalian pertumbuhan dengan cara berinteraksi langsung dengan DNA. Protein ini bertindak sebagai reseptor yang mempengaruhi ekspresi gen didalam tubuh kita.

Macam-Macam Struktur Protein

Protein itu memiliki struktur yang cukup kompleks, struktur ini menentukan bagaimana protein bisa berfungsi di dalam tubuh. Berikut macam-macam struktur protein yang ada..

1. Struktur Primer

Struktur primer bisa dibilang sebagai fondasi utama dari sebuah protein. Di tahap ini, protein masih berbentuk rantai panjang asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu.

Urutan ini penting ya, karena kalau ada satu aja asam amino yang meleset dari tempatnya, bisa-bisa fungsi proteinnya jadi kacau.

Misal protein hemoglobin yang bertugas membawa oksigen dalam darah kita. Kalau susunan asam aminonya berubah, bisa menyebabkan penyakit seperti anemia sel sabit, di mana sel darah merah bentuknya jadi aneh dan gak bisa bekerja dengan baik.

Jadi, struktur primer ini ibarat resep dasar protein. Kalau resepnya benar, hasilnya pasti bagus dan sesuai kebutuhan tubuh kita.

2. Struktur Sekunder

Setelah rantai asam amino terbentuk, selanjutnya protein akan melipat atau menggulung membentuk struktur sekunder. Di tahap ini, interaksi antara gugus amina (-NH₂) dan gugus karboksil (-COOH) dari asam amino membentuk dua pola utama, yaitu..

  • Struktur α-Heliks
    Bayangin deh, kalau rantai protein ini membentuk gulungan seperti pegas atau spiral. Struktur inilah yang disebut α-heliks, dan biasanya banyak ditemukan di protein yang bersifat elastis, seperti keratin di rambut dan kuku kita.
    Struktur α-heliks ini stabil karena adanya ikatan hidrogen yang kuat antar asam amino di dalamnya, sehingga bisa menjaga kekuatan dan kelenturan protein dalam berbagai kondisi.
  • Struktur β-Sheet
    Sedangkan struktur β-sheet ini berbentuk seperti lembaran yang tersusun sejajar. Jadi, kalau kamu ngelihatnya pake mikroskop, protein ini terlihat seperti lembaran kertas yang tersusun rapi satu di atas lainnya.
    Struktur ini bisa ditemukan pada protein yang memberikan kekuatan mekanik tinggi, misalnya pada sutra laba-laba, yang kuat tapi tetep fleksibel.

3. Struktur Tersier

Setelah melewati tahap sekunder, protein mulai membentuk struktur tiga dimensi yang lebih kompleks, yang disebut struktur tersier. Di tahap ini, rantai protein mulai berlipat dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Struktur tersier menentukan fungsi biologis protein, karena bentuknya bisa menyesuaikan dengan molekul lain yang akan diikat atau dilepaskannya. Contohnya adalah enzim, yang berbentuk unik supaya bisa cocok dengan substrat tertentu.

Interaksi yang menjaga stabilitas struktur tersier ini melibatkan..

  • Ikatan hidrogen – menjaga kestabilan lipatan protein
  • Ikatan disulfida – pengikat kuat antara asam amino yang mengandung sulfur
  • Gaya Van der Waals – interaksi lemah antara bagian protein

Jadi, di tahap ini, protein udah punya bentuk yang spesifik sesuai fungsinya dalam tubuh.

4. Struktur Kuartener

Kalau struktur tersier udah kompleks, struktur kuartener lebih kompleks lagi. Di tahap ini, beberapa rantai protein tersier bergabung membentuk satu kesatuan yang bekerja bersama.

Contohnya adalah hemoglobin, yang terdiri dari empat rantai protein berbeda yang bekerja sama untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh kita. Struktur kuartener ini ngebuat protein makin kuat dan fungsional.

Sifat-Sifat Protein

Sekarang kita masuk ke pembahasan sifat-sifat dari protein, tentu aja protein punya sifatnya tersendiri ya. Berikut satu-per-satu sifatnya..

1. Tersusun dari Asam Amino yang Terhubung oleh Ikatan Peptida

Protein itu terbentuk dari hasil polimerisasi asam amino, yang artinya asam amino bergabung satu sama lain lewat ikatan peptida. Ikatan ini terbentuk antara gugus karboksil (-COOH) dari satu asam amino dengan gugus amina (-NH₂) dari asam amino lainnya.

Proses ini menghasilkan rantai panjang yang nantinya akan membentuk protein dengan struktur yang lebih kompleks.

2. Ditentukan oleh Gugus R (Rantai Samping Asam Amino)

Setiap asam amino memiliki bagian khusus yang disebut gugus R, yang menentukan karakteristik protein. Gugus R ini bisa bersifat hidrofobik (gak suka air) atau hidrofilik (suka air), sehingga memengaruhi bagaimana protein larut dalam air dan berinteraksi dengan molekul lain di dalam tubuh.

3. Kelarutan Protein dalam Air

Kelarutan protein didalam air itu bergantung sama susunan asam aminonya. Protein yang punya lebih banyak gugus hidrofilik cenderung mudah larut didalam air, misal protein globular yang larut dan berfungsi didalam cairan tubuh.

Sedangkan protein yang dominan gugus hidrofobiknya susah larut didalam air, seperti protein serabut yang biasanya membentuk struktur keras di tubuh, seperti rambut dan kuku.

4. Bersifat Amfoter

Amfoter, yang berarti protein bisa bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung kondisi lingkungannya. Karena adanya gugus karboksil (-COOH) yang bisa menyumbangkan ion H⁺ (bersifat asam) dan gugus amina (-NH₂) yang bisa menangkap ion H⁺ (bersifat basa).

Kemampuan ini membuat protein bisa tetap stabil di berbagai kondisi pH tubuh kita.

5. Memiliki Titik Isoelektrik (pI)

Setiap protein memiliki titik isoelektrik, yaitu pH tertentu di mana protein berada dalam kondisi netral, alias jumlah muatan positif dan negatifnya seimbang. Di titik ini, protein jadi cenderung menggumpal (koagulasi) karena daya tarik-menarik antar molekulnya lebih kuat.

Proses ini dimanfaatkan dalam berbagai teknik pemisahan protein.

6. Dapat Mengalami Koagulasi

Koagulasi protein terjadi saat protein mengalami perubahan struktur akibat pemanasan, perubahan pH, atau penambahan zat tertentu, seperti asam atau basa kuat.

Contohnya gampang banget, lihat aja saat kita ngegoreng telur. Putih telur yang awalnya cair berubah jadi padat karena proteinnya mengalami koagulasi.

7. Dapat Mengalami Denaturasi

Jadi, protein bisa rusak akibat suhu tinggi atau perubahan lingkungan ekstrem. Proses ini disebut denaturasi, di mana struktur tiga dimensi protein berubah dan kehilangan fungsinya. Misal kalau kita terlalu lama merebus daging, proteinnya bakalan berubah tekstur dan kehilangan kandungan nutrisinya.

Protein Konjugasi

Selain protein biasa yang hanya tersusun dari rantai polipeptida, ada juga yang disebut protein konjugasi. Protein konjugasi adalah protein yang berikatan dengan molekul lain yang bukan protein, seperti lemak, gula, atau logam tertentu.

Protein ini ngebuat tubuh kita memiliki berbagai fungsi khusus, mulai dari menyimpan informasi genetik sampai transportasi zat penting. Berikut jenis-jenis protein konjugasi yang juga penting  buat tubuh kita..

1. Nukleoprotein

Nukleoprotein adalah protein yang berikatan dengan asam nukleat, seperti DNA dan RNA. Protein ini bisa ditemukan di inti sel kita dan berperan dalam penyimpanan informasi genetik dan membantu proses replikasi serta sintesis protein.

Contoh dari nukleoprotein adalah kromatin, yang ada di dalam inti sel dan berperan dalam menjaga struktur DNA supaya tetap rapi. Selain itu, nukleoprotein juga bisa ditemukan dalam kecambah biji-bijian yang sedang bertumbuh.

2. Glikoprotein

Kalau yang satu ini, protein yang berikatan dengan karbohidrat. Biasanya, glikoprotein ini berfungsi sebagai pelumas dan pelindung di berbagai bagian tubuh. Contohnya ada di lendir yang dihasilkan kelenjar ludah, cairan sendi, serta dinding sel tertentu.

Glikoprotein juga berperan dalam sistem imun, karena banyak antibodi yang merupakan jenis glikoprotein.

3. Posfoprotein

Posfoprotein adalah protein yang berikatan dengan gugus fosfat, biasanya berasal dari senyawa seperti lesitin. Protein ini banyak ditemukan di dalam makanan seperti susu dan kuning telur, yang berperan dalam metabolisme serta pembentukan membran sel.

Salah satu contoh posfoprotein adalah kasein, yang banyak ditemukan didalam susu dan berfungsi sebagai sumber kalsium bagi tubuh kita.

4. Lipoprotein

Lipoprotein adalah kombinasi antara protein dan lipid (lemak). Dengan fungsinya dalam membantu mengangkut lemak ke berbagai bagian tubuh melalui aliran darah.

Contoh lipoprotein adalah HDL (High-Density Lipoprotein) dan LDL (Low-Density Lipoprotein), yang kita nyebut mudahnya kolesterol baik dan buruk. HDL membantu membersihkan kolesterol dari darah, sementara LDL cenderung menumpuk di pembuluh darah kalau berlebihan.

5. Kromoprotein (Metaloprotein)

Kromoprotein adalah protein yang berikatan dengan pigmen atau ion logam, sehingga biasanya berwarna khas. Contohnya adalah hemoglobin, yang mengandung ion besi (Fe²⁺) dan berperan dalam mengangkut oksigen dalam darah kita.

Contoh lainnya adalah mioglobin, yang ada di otot dan berperan sebagai penyimpan oksigen. Jadi, kalau otot kamu butuh tenaga ekstra, mioglobin siap ngasih suplai oksigen tambahan.

Jenis-jenis Protein

Berdasarkan cara tubuh kita mendapatkannya, protein bisa dibagi jadi dua jenis utama yaitu..

1. Asam Amino Esensial

Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh kita sendiri, jadi kita perlu mendapatkannya dari makanan. Makanya, penting untuk mengkonsumsi makanan yang kaya protein agar kebutuhan ini terpenuhi.

Ada 8 jenis asam amino esensial, yaitu:

  1. Fenilalanin – membantu produksi hormon dan neurotransmitter.
  2. Valin – untuk pertumbuhan otot dan perbaikan jaringan.
  3. Metionin – berperan dalam metabolisme dan kesehatan hati.
  4. Lisin – membantu produksi enzim dan hormon penting.
  5. Treonin – mendukung fungsi hati dan sistem saraf.
  6. Leusin – penting dalam pembentukan protein otot.
  7. Isoleusin – berperan dalam produksi energi dan fungsi imun.
  8. Triptofan – membantu produksi serotonin yang bikin kita rileks.

2. Asam Amino Non-Esensial

Kalau yang non-esensial, tubuh kita bisa memproduksinya sendiri. Tapi tetep aja, mengkonsumsi makanan bergizi tetep penting untuk mendukung produksi asam amino non-esensial ini.

Ada 12 jenis asam amino non-esensial, antara lain:

  • Alanin,
  • Asam aspartat,
  • Glutamin,
  • Histidin,
  • Sistein,
  • Prolin, dan lainnya.

Cara Menguji Protein

Gimana sih caranya agar kita bisa tahu, apakah suatu makanan atau cairan mengandung protein? Jadi, ada beberapa uji sederhana yang bisa kamu praktekin, guna mendeteksi keberadaan protein dalam suatu bahan.

Berikut cara-cara mengujinya..

1. Uji Biuret

Metode yang paling umum guna mengetahui adanya protein dalam sampel. Caranya gampang, Kamu cukup menambahkan larutan biuret, yang terdiri dari campuran natrium hidroksida (NaOH) dan tembaga sulfat (CuSO₄), ke dalam sampel makanan atau cairan.

Kalau ada protein, larutannya bakalan berubah warna jadi ungu atau ungu kebiruan. Karena adanya reaksi antara ion tembaga dengan ikatan peptida didalam protein.

2. Uji Xantoproteat

Uji ini dilakukan untuk mendeteksi adanya asam amino yang mengandung cincin aromatik, seperti tirosin dan triptofan. Caranya cukup tambahkan asam nitrat (HNO₃) ke dalam sampel, lalu panaskan sedikit.

Kalau sampelnya mengandung protein, warnanya akan berubah jadi kuning. Kalau kemudian ditambahkan larutan alkali (NaOH), warna kuningnya bakalan berubah jadi oranye, yang menunjukkan adanya protein didalam sampel tersebut.

3. Uji Millon

Uji ini lebih spesifik buat ngedeteksi adanya asam amino tirosin, yang banyak terdapat didalam protein hewani. Kalau sampel protein dicampur dengan reagen Millon (campuran merkuri dan asam nitrat), larutannya akan berubah warna jadi merah bata.

4. Uji Hopkins-Cole

Uji ini berguna dalam mendeteksi keberadaan triptofan, salah satu asam amino esensial yang memproduksi hormon serotonin. Dengan menambahkan reagen Hopkins-Cole, kalau sampel mengandung triptofan, bakalan muncul cincin warna ungu di bagian atas larutan.

Penutup

Sekarang kamu udah tahu kan betapa pentingnya protein didalam tubuh kita? Dengan berbagai sifat-sifatnya, struktur yang menentukan fungsinya, sampai cara kita mengujinya. Protein bukan sekadar zat gizi biasa, tapi juga berperan vital dalam pertumbuhan, metabolisme, hingga pertahanan tubuh.

Dan juga, penting bagi kita untuk memenuhi kebutuhan protein setiap hari supaya tubuh bisa berfungsi dengan optimal. Sumber protein bisa didapatkan dari berbagai makanan seperti daging, telur, susu, ikan, serta dari sumber nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.