Pengertian Manajemen, Prinsip & Tingkatannya

Guys, pernah nggak sih kalian denger kata “manajemen” terus bertanya-tanya, sebenarnya manajemen itu apa sih? Kayaknya istilah ini sering banget kita temuin, entah di dunia kerja, di kelas ekonomi, bahkan dalam obrolan sehari-hari. Tapi, tahu nggak, manajemen itu ternyata bukan cuma urusan bos-bos di kantor atau perusahaan besar aja lho. Di kehidupan sehari-hari, manajemen juga kita terapkan—secara nggak sadar—kayak pas kamu atur waktu buat belajar, main, istirahat, bahkan pas kamu ngatur duit bulanan biar nggak boncos sebelum akhir bulan.

Nah, makanya, penting banget nih kita kenalan lebih dalam soal apa itu manajemen. Karena semakin kamu paham cara kerja manajemen, makin gampang juga kamu ngatur hidup kamu biar lebih tertata dan tujuan kamu bisa tercapai lebih efektif. Artikel ini bakal ngebahas dari A sampai Z tentang pengertian manajemen, unsur-unsurnya, sampai pendapat para ahli biar kamu bisa dapet gambaran yang lengkap dan nggak setengah-setengah.

Yuk, langsung aja kita kulik bareng-bareng!

Pengertian Manajemen

Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu “mӗna-gement”, yang artinya adalah seni dalam melaksanakan dan mengatur. Jadi ya dapat diartikan kalau manajemen itu bukan hanya ngatur-ngatur aja, tapi juga ada unsur seni di dalamnya.

Seni yang dimaksud adalah seni dalam memilih keputusan yang tepat, menyusun strategi, dan mengarahkan tim menuju tujuan tertentu.

Kalau dilihat praktiknya, manajemen adalah proses pemberian bimbingan dan fasilitas dalam kegiatan kerja sama, di mana semua alat, orang, dan sumber daya lainnya jadi satu kesatuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi ya tak hanya nyuruh orang aja, tapi juga bagaimana mengarahkan sumber daya secara efektif dan efisien.

Orang yang menjalankan peran penting dalam proses ini disebut sebagai manajer. Manajer inilah yang punya tanggung jawab mengarahkan bawahan dan sumber daya lainnya agar bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Tapi manajer pun tak selalu identik dengan posisi tinggi. Di skala kecil pun, misal ketua kelas atau ketua organisasi di sekolah, itu juga bisa disebut manajer, karena mereka mengatur dan memimpin jalannya kegiatan.

Dan manajemen pun gak eksklusif milik perusahaan aja. kamu pun bisa menjumpai praktik manajemen di berbagai tempat—mulai dari lingkungan sekolah, organisasi kemahasiswaan, komunitas sosial, bahkan di rumah tangga.

Intinya, selama ada sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, di situ pasti ada yang namanya manajemen.

Definisi Manajemen Menurut Para Ahli

Berikut pandangan para tokoh dunia tentang konsep manajemen..

1. Mary Parker Follet

Menurut Follet, manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Artinya, keberhasilan seorang manajer bukan karena dia kerja sendirian, tapi karena dia bisa mengarahkan dan memotivasi orang lain untuk bekerja mencapai target bersama.

2. Luther Gulick

Gulick berpandangan bahwa manajemen adalah bidang yang mempelajari bagaimana dan kenapa manusia bisa bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Jadi, manajemen juga merupakan studi tentang dinamika manusia dalam kerja tim, tak hanya persoalan struktur organisasi.

3. James A. F. Stoner

Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan terhadap anggota organisasi dengan tujuan menggunakan semua sumber daya secara efisien. Definisi yang cukup komprehensif, karena mencakup semua fungsi utama manajemen.

4. George R. Terry

Sedangkan menurut Terry, manajemen adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada. Definisi ini menegaskan bahwa manajemen itu bukan kerja spontan, tapi ada proses yang harus dijalani secara sistematis.

5. Henry Fayol

Fayol adalah salah satu tokoh yang sering disebut dalam teori manajemen. Menurutnya, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan atas sumber daya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dari berbagai pendapat ahli di atas, bisa di simpulkan bahwa manajemen adalah gabungan antara seni dan ilmu dalam mengatur dan mengarahkan sumber daya—terutama manusia—untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara yang sistematis dan terstruktur.

Unsur-Unsur Manajemen (6M)

Agar manajemen bisa berjalan dengan baik, ada enam komponen yang harus diperhatikan. Enam unsur ini sering disebut dengan istilah 6M, yaitu..

1. Man (Manusia)

Merupakan elemen paling krusial dalam manajemen, karena tanpa manusia, ya gak bakal ada aktivitas manajemen sama sekali. Manusialah yang menetapkan tujuan, membuat perencanaan, dan menjalankan strategi.

Bahkan teknologi secanggih apapun tetap perlu manusia untuk mengendalikannya. Jadi, dalam konteks ini, manusia bukan hanya sebagai pelaksana, tapi juga otak di balik semua keputusan.

2. Money (Uang)

Uang adalah bahan bakar dari setiap kegiatan manajemen. Mulai dari gaji karyawan, bahan baku, sampai biaya operasional sehari-hari—semua butuh dana.

Tanpa pengelolaan keuangan yang baik, bisa-bisa organisasi cuman jalan di tempat atau malah gatot.

3. Materials (Bahan Baku)

Khususnya di dunia industri, bahan baku adalah elemen vital. Mutu bahan baku sangat menentukan kualitas hasil akhir produk.

Makanya, perusahaan selalu berusaha menjaga standar bahan baku demi hasil produksi yang memuaskan.

4. Methods (Metode)

Merupakan cara atau strategi yang digunakan untuk menjalankan pekerjaan. Metode yang tepat tentu bisa mempercepat kerjaan dengan hasil yang maksimal.

Tanpa metode yang efisien, organisasi bisa buang-buang waktu dan tenaga.

5. Machines (Mesin)

Mesin atau alat bantu produksi tentu juga penting, apalagi di era industri 4.0 sekarang ini. Bahkan dalam pekerjaan kantoran pun, kita butuh alat seperti komputer, printer, dsb.

6. Market (Pasar)

Terakhir yang tak kalah penting, yaitu pasar. Sebagus apapun produk yang dihasilkan, kalau gak ada pasar yang mau beli kan ya percuma.

Tentu perusahaan wajib paham siapa target pasarnya, gimana karakteristik konsumennya, dan apa kebutuhannya. Dari situ barulah bisa disusun strategi produksi dan pemasaran yang tepat.

Prinsip-Prinsip Manajemen ala Henry Fayol

Prinsip, layaknya ‘kompas moral’ atau panduan dasar yang bisa membuat sebuah organisasi berjalan dengan lebih rapi, efektif, dan tentunya manusiawi.

Prinsip-prinsip dalam manajemen pertama kali dikenalkan oleh Henry Fayol, salah satu tokoh penting dalam dunia manajemen modern. Gak main-main, ada 14 prinsip yang dia susun dan sampai sekarang masih relevan untuk diterapkan, baik di perusahaan gede, organisasi sekolah, sampai komunitas sosial.

Berikut diantaranya..

1. Division of Work (Pembagian Kerja)

Kalau semua orang ngerjain semuanya, hasilnya bisa berantakan. Prinsip ini mengajarkan kita untuk membagi pekerjaan sesuai bidang atau keahlian masing-masing, biar lebih fokus dan hasilnya maksimal.

Ibarat tim sepak bola, masa kiper disuruh jadi striker juga? Kebobolan dong.

2. Authority and Responsibility (Wewenang dan Tanggung Jawab)

Yang namanya pemimpin tak hanya memiliki hak buat ngambil keputusan, pun juga harus bertanggung jawab atas semua keputusan yang dia ambil. Ya gak bisa kan, nyuruh-nyuruh aja tanpa mau ikut nanggung resikonya.

3. Discipline (Disiplin)

Disiplin itu pondasi, tanpa kedisiplinan, semua sistem bisa kacau. Makanya, penting buat semua anggota organisasi mempunyai sikap patuh terhadap aturan dan komitmen pada tugas masing-masing.

4. Unity of Command (Kesatuan Komando)

Biar gak bingung dan tarik-menarik instruksi, tiap-tiap individu atau tim menerima perintah dari atasannya sendiri. Tentu bakalan ribet kalau satu karyawan disuruh A sama atasan satu, disuruh B sama atasan yang lain.

5. Unity of Direction (Kesatuan Arah)

Organisasi yang sehat tentu memiliki satu tujuan yang jelas dan satu rencana yang seragam. Jadi semua orang jalan ke arah yang sama, bukan malah sibuk nyari jalana sendiri-sendiri.

6. Subordination of Individual Interest (Mengalahkan Kepentingan Pribadi)

Kadang kita punya ambisi pribadi, namanya manusia tentu adalah hal yang wajar. Tapi dalam konteks organisasi, kita harus belajar mengutamakan kepentingan bersama di atas keinginan individu.

7. Remuneration of Personnel (Pemberian Imbalan)

Gaji itu bukan hanya nominal angka, tapi juga bentuk penghargaan atas kerja keras seseorang. Dan imbalan tentunya harus adil dan layak agar karyawan termotivasi dan organisasi juga tak merugi.

8. Centralization (Sentralisasi)

Prinsip ini ngomongin soal pemusatan pengambilan keputusan. Artinya, dalam organisasi tertentu, keputusan penting biasanya dipegang oleh satu pihak atau pemimpin pusat, agar arahnya tetap terkontrol.

9. Scalar Chain (Rantai Komando)

Dalam organisasi, penting untuk memiliki struktur atau jalur komunikasi dan komando yang jelas. Jadi kalau ada apa-apa, kita tahu harus ngelapor ke siapa dulu dan tanggung jawabnya sampai mana.

10. Order (Keteraturan)

Segala sesuatu dalam organisasi tertata dengan baik, mulai dari penempatan orang hingga penggunaan sumber daya. Keteraturan membuat kerjaan lebih lancar dan gak buang waktu cuman buat nyari barang yang tak tahu di mana.

11. Equity (Keadilan)

Semua anggota organisasi harus diperlakukan dengan adil, tanpa pandang bulu. Mau dia posisi tinggi atau staf baru, siapapun layak mendapatkan perlakuan yang manusiawi dan penuh respek.

12. Stability of Personnel Turnover (Stabilitas Karyawan)

Sering gonta-ganti orang bisa membuat organisasi tak stabil, dan menjaga karyawan yang kompeten tetap betah sangatlah penting. Tim yang stabil biasanya juga lebih solid dan produktif.

13. Initiative (Inisiatif)

Organisasi yang baik itu ngasih ruang bagi anggotanya berpendapat dan ngasih ide. Jangan cuma nunggu perintah, inisiatif dari karyawan itu tanda kalau mereka peduli akan perkembangan organisasi.

14. Espirit de Corps (Semangat Tim)

Tanpa solidaritas dan rasa memiliki, kerja tim bakalan garing. Esprit de corps membuat suasana kerja lebih hidup dan saling mendukung satu sama lain.

Tingkatan Manajemen

Dalam sebuah organisasi, tanggung jawab itu terbagi-bagi berdasarkan posisi dan peranannya masing-masing. Sebagai gambaran bentuk piramida—semakin ke atas, semakin strategis perannya.

1. Manajemen Puncak (Top Management)

Merekalah yang ngambil keputusan strategis dan jangka panjang. Tugasnya tentu berat, karena harus melihat organisasi secara keseluruhan dan menentukan arah masa depannya.

Orang-orang yang termasuk dalam top management diantaranya..

  • Dewan Direksi atau Eksekutif
  • Presiden Direktur
  • Direktur Utama
  • Kepala Divisi

Pemegang top management tentu harus memiliki keterampilan konseptual yang kuat, karena setiap keputusan mereka bisa berdampak ke seluruh organisasi.

2. Manajemen Menengah (Middle Management)

Posisinya ada di tengah-tengah—yang jadi jembatan antara manajemen puncak dan lini pertama. Middle management bertugas mengatur strategi dari atas agar bisa dijalankan dengan baik di lapangan.

Contoh jabatannya..

  • Manajer Cabang
  • Kepala Departemen
  • Kepala Bagian
  • Supervisor

Mereka harus bisa memahami strategi besar dan menerjemahkannya jadi langkah-langkah operasional yang bisa dieksekusi sama tim.

3. Manajemen Lini Pertama (First-Line Management)

Dan yang terakhir, manajemen paling bawah dan paling dekat dengan pelaksanaan langsung di lapangan. Mereka memimpin para tenaga operasional yang setiap hari langsung berhadapan dengan pekerjaan teknis.

Contohnya..

  • Mandor di pabrik
  • Kepala seksi di kantor besar
  • Pengawas teknis di proyek lapangan

Mereka harus mempunyai keterampilan teknis yang mumpuni dan kemampuan mengatur tim kecil supaya pekerjaan di lapangan tetap berjalan sesuai target.

Penutup

Oke deh, sekarang kamu udah paham lah ya akan pengertian manajemen itu, manajemen tak hanya urusan bos atau pemilik usaha aja. Di kehidupan sehari-hari pun kita butuh skill manajemen buat ngatur waktu, uang, kerja tim, sampai ngambil keputusan.

Semakin kamu ngerti dasar-dasar manajemen, makin mudah juga bagi kamu untuk jadi pribadi yang lebih tertata dan produktif—baik di organisasi, pekerjaan, atau bahkan dalam urusan pribadi.